Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Selain tuan rumah Piala Dunia FIFA, pada 2006, Jerman juga menjadi tuan rumah FIFI Wild Cup yang diselenggarakan Federation of International Football Independents (FIFI). Namun, secara administratif, tuan rumah FIFI Wild Cup 2006 adalah Republik St. Pauli.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dikutip dari Google Arts and Culture dan Planet Football, FIFI Wild Cup sering kali disebut sebagai ajang alternatif dan tandingan terhadap FIFA sebab diikuti enam negara yang tidak diakui oleh FIFA sebagai anggota, yaitu Republik St. Pauli, Siprus Utara, Gibraltar, Tibet, Greenland, dan Zanzibar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mengutip laman resmi FIFA, setelah 18 tahun sejak pelaksanaan FIFA Wild Cup, hanya Gibraltar yang baru diakui sebagai negara anggota.
Latar Belakang Pelaksanaan FIFA Wild Cup 2006
Dikutip dari Planet Football, inisiasi pembentukan organisasi FIFI dan penyelenggaraan FIFI Wild Cup 2006 bermula dari klub sepak bola St. Pauli dari Jerman. Secara geografis, klub sepak bola ini berasal dari Kota Hamburg.
Planet Football menyebut bahwa St. Pauli terkenal sebagai klub dengan etos antifasis yang progresif. Meskipun begitu, dalam dunia olahraga, pada 2006, klub ini masih mendekam di level ketiga sepak bola Jerman dan sedang berusaha untuk mencari eksposur.
Alhasil, St. Pauli mendapatkan dukungan dan bekerja sama dengan salah satu perusahaan taruhan daring. Kerja sama ini berujung pada pembuatan turnamen bagi negara-negara non-FIFA yang akan dilaksanakan menjelang Piala Dunia resmi pada 9 Juni - 9 Juli 2006.
Permasalahan Peserta FIFI Wild Cup 2006
Pada dasarnya, enam peserta FIFI Wild Cup 2006 memiliki kesamaan permasalahan, yaitu tidak diakui oleh FIFA ataupun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai negara.
Namun, mengutip Planet Football, sebenarnya enam negara tersebut memiliki permasalahan spesifik terhadap perkembangan sepak bola di daerah masing-masing.
1. Greenland
Permasalahan utama daerah ini adalah tidak dapat menumbuhkan rumput secara alami sebagai dasar lapangan dalam stadion. Tetapi, sepak bola diakui sebagai olahraga nasional di Greenland.
2. Tibet
Sebelum ada FIFI Wild Cup 2006, Tibet pernah menggelar pertandingan persahabatan dengan Greenland sebagai sama-sama negara otonomi, tetapi di bawah pemerintahan negara lain. Kala itu, pemerintah Tiongkok sempat mengancam dengan embargo ekspor udang Greenland dan pelarangan perdagangan dengan Denmark.
3. Zanzibar
Sebelumnya, Zanzibar masih berdiri sebagai negara sendiri. Namun, pada 1960-an, Zanzibar diakui sebagai daerah bagian dari Tanzania. Alhasil, keikutsertaan Zanzibar sebagai negara independen dalam dunia olahraga dihilangkan.
4. Gibraltar
Planet Football mencatat bahwa upaya Gibraltar untuk bergabung dengan UEFA pada 1999 digagalkan oleh protes dari Spanyol sebab Gibraltar belum tercatat sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa.
5. Siprus Utara
Dikutip dari situs Freedom House, sampai saat ini, Siprus Utara merupakan negara yang mendeklarasikan diri secara mandiri dan hanya diakui oleh Turki. Karena itu, negara ini tidak masuk sebagai anggota PBB ataupun FIFA.
6. St. Pauli
Planet Football menyebut bahwa St. Pauli sebenarnya bukan negara, hanya sebuah klub sepak bola di Jerman. Namun, mereka diketahui menamai diri sebagai republik sebagai lelucon tanpa alasan yang jelas. Meskipun begitu, inisiasi klub ini berhasil melahirkan FIFI Wild Cup pada 2006.
ACHMAD HANIF IMADUDDIN