Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyerang Mainz, Anwar El Ghazi, akan kembali berlatih dan bermain setelah menerima peringatan dan menunjukkan penyesalan menyusul skorsingnya atas unggahan media sosial tentang konflik Hamas vs Israel. Hal itu diungkapkan klub Bundesliga itu pada Senin, 30 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
El Ghazi, yang bergabung dengan Mainz pada September lalu, telah diskors pada 17 Oktober karena unggahannya, meskipun akhirnya dia menghapus unggahannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Anwar El Ghazi telah mendapat peringatan resmi dari 1. FSV Mainz 05 atas unggahan yang dia publikasikan di media sosial dua minggu lalu,” kata klub tersebut dalam pernyataannya.
“Dalam unggahan ini, pemain Belanda berusia 28 tahun itu mengambil sikap mengenai konflik di Timur Tengah dengan cara yang tidak dapat ditoleransi oleh klub,” kata Mainz.
Klub, yang tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai apa yang ditulis El Ghazi di unggahan yang dihapus tersebut, mengatakan sang pemain telah melakukan beberapa pembicaraan dengan petinggi klub dan menjauhkan diri dari unggahan tersebut.
“Mengingat komitmennya untuk menjunjung tinggi nilai-nilai klub dan penyesalan yang ditunjukkan oleh El Ghazi, dan sesuai dengan budaya klub yang menggunakan kesalahan sebagai kesempatan untuk belajar, Mainz telah membuka pintu baginya untuk melanjutkan tugasnya,” tambah klub.
Dengan demikian, Anwar El Ghazi akan segera kembali berlatih dan melakukan aktivitas terkait pertandingan. Mainz, yang tanpa kemenangan liga musim ini, berada di posisi terakhir Bundesliga dengan tiga poin.
Israel menyatakan 1.400 orang tewas ketika Hamas menyerbu wilayah selatan negara itu pada 7 Oktober lalu dan menyandera 229 orang. Hamas sejauh ini telah membebaskan empat orang dan mengatakan 50 orang tewas dalam serangan balasan.
Adapun otoritas kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas, yang memiliki populasi 2,3 juta orang, mengatakan pada Senin bahwa 8.306 orang—termasuk 3.457 anak di bawah umur—telah terbunuh dalam serangan balasan Israel.
REUTERS