Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Laga semifinal Piala FA antara Manchester United vs Chelsea pada Senin dini hari tadi berakhir dengan skor 1-3. Kekalahan itu membuat Manchester United kini tinggal berpeluang meraih trofi dari Liga Europa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada laga tersebut, Manchester United tertinggal 0-3 terlebih dahulu lewat gol Olivier Giroud, Mason Mount dan gol bunuh diri Harry Maguire. Mereka hanya mampu membalas lima menit sebelum pertandingan usai lewat tendangan penalti Bruno Fernandes.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Manajer Ole Gunnar Solskjaer pun dituding melakukan setidaknya lima kesalahan yang membuat timnya tumbang. Berikut 5 kesalahan tersebut:
1. Memainkan David de Gea
Solskjaer dinilai salah dengan memainkan David de Gea yang kerap mendapat kritikan belakangan ini. Padahal dia memiliki Sergio Romero di bangku cadangan yang memiliki performa lebih baik di Piala FA.
Romero memiliki rekor tak pernah kebobolan dalam 4 dari 5 laga Manchester United di Piala FA saat ini. Penjaga gawang asal Argentina itu disebut layak mendapatkan kesempatan lebih ketimbang De Gea yang banyak melakukan blunder.
Pada laga tersebut, De Gea memang melakukan setidaknya satu kesalahan fatal. Dia tak mampu menepis bola sepakan Mason Mount yang mengarah tepat ke pelukannya.
2. Mencadangkan Paul Pogba dan Scott McTominay
Salah satu titik lemah Manchester United pada laga dini hari tadi adalah lini tengah. Pilihan Solskjaer memasang Nemanja Matic dan Fred sebagai jangkar dinilai lemah karena tak mampu bersaing dengan Mateo Kovacic dan Jorginho.
Matic dan Fred disebut tak bisa memberikan dukungan yang cukup untuk Bruno Fernandes yang bertugas membantu lini depan. Alhasil, Manchester United tak mampu menghentikan aliran serangan bola Chelsea dan membangun serangan dengan baik.
Padahal Solskjaer memiliki Paul Pogba dan Scott McTominay di bangku cadangan. Pogba terbukti lebih mampu membantu Fernandes karena dalam beberapa kesempatan kolaborasi keduanya berbuah gol bagi Manchester United.
3. Bermain terlalu bertahan.
Tak seperti biasanya, Solskjaer disebut menerapkan strategi permainan yang lebih difensif. Hal itu terbukti dengan pola 3-4-3 yang dia terapkan.
Selain itu, Solskjaer juga dinilai salah karena dengan strategi bertahan dan mengandalkan serangan balik dia tak memainkan trio penyerang terbaiknya - Mason Greenwood, Anthony Martial, dan Marcus Rashford - sejak awal.
Padahal ketiga pemain itu dikenal memiliki kecepatan dan sangat berguna untuk membangun serangan balik cepat.
4. Memainkan terlalu banyak tim lapis kedua.
Solskjaer tampaknya memang tak serius menghadapi semifinal Piala FA. Buktinya, pada laga itu dia banyak memainkan tim lapis kedua. Tercatat Solskjaer mengubah lima susunan pemain terbaiknya.
Padahal lawan yang harus mereka hadapi adalah Chelsea, tim yang juga sama kuatnya. Di sisi Chelsea, Pelatih Frank Lampard sendiri menurunkan hampir semua pemain terbaiknya. Lampard hanya membangkucadangkan Christian Pulisic pada laga itu.
5. Pergantian pemain yang terlambat
Solskjaer dinilai terlalu telat merespon apa yang terjadi di lapangan. Pada babak pertama, Manchester United sebenarnya sudah terlihat tak bisa meladeni permainan Chelsea.
Hal itu membuat Chelsea mendapatkan kepercayaan diri tinggi pada babak kedua. Akhirnya Mason Mount mencetak gol kedua bagi tim tamu saat babak pertama baru berjalan satu menit.
Kekalahan pada laga Manchester United vs Chelsea tersebut mengakhiri rekor 18 laga tak terkalahkan skuad Setan Merah. Mereka juga kehilangan kesempatan meraih trofi Piala FA yang terakhir kali mampir di Stadion Old Trafford pada empat tahun lalu.
DAILY STAR