Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada Piala Dunia 1982, Brasil memiliki Toninho Cerezo dengan umpan-umpannya yang akurat dari lini tengah. Pada pergelaran di Rusia 2018, Juni nanti, tim berjuluk Samba itu berpeluang pemain dengan tipikal seperti Cerezo, yaitu Paulinho.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pemain yang bernama lengkap Jose Paulo Bezerra Maciel Junior itu sedang meraih “kelahiran kembali” setelah mengalami kepahitan di klub Tottenham Hotspur dan sempat bermain di Liga Cina selama dua musim. Masa kelam itu diawali setelah membela Brasil kalah secara memalukan 1-7 melawan Jerman pada semifinal Piala Dunia 2014.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Manajer Barcelona, Ernesto Valverde, secara mengejutkan menyetujui perekrutan Paulinho tahun lalu dari klub Guangzhou Evergrande. Sejak itu dimulailah “kelahiran kembali” prestasi pemain berusia 29 tahun ini.
Dalam pekan ini, Pelatih Brasil, Tite, mengatakan Paulinho masuk dalam 11 pemain starter pilihannya untuk tampil dalam putaran final Piala Dunia 2018 di Rusia, mulai Juni nanti.
Pemain dengan tinggi 1,81 meter ini pantas diandalkan Tite. Salah satu bukti prestasinya adalah sehabis membela Barcelona mengalahkan Eibar 2-0 di La Liga Spanyol, Sabtu 17 Februari 2018.
Sehabis tampil di kandang Eibar itu, Paulinho menjadi pemain pertama dalam divisi tertinggi La Liga Spanyol yang bermain pada 23 pertandingan tanpa terkalahkan.
Paulinho yang ditempatkan Valverde sebagai pemain gelandang bertahan ini sangat berpengalam dan memiliki keunggulan dalam duel bola-bola di udara. Ia mungkin tidak terlalu cepat tapi punya mobilitas yang tinggi di setiap sudut lini tengah. Keterampilan individunya tinggi dan umpan-umpan menggiurkan.
Gaya penampilannya itulah yang mengingatkan pada Cerezo pada skuad idaman Brasil 1982 –Roberto Falcao, Socrates, Zico, dan lain-lain- yang kalah secara mengejutkan melawan Italia.
Paulinho bisa disebut gelandang jangkar, peran yang dulu dilakukan Javier Mascherano di Barcelona.
Ia adalah dinamo tim seperti Johan Neeskens, bintang Belanda dan Barcelona 1974-1979, yang membuat Andres Iniesta, Sergio Busquet, Ivan Rakitic, Lionel Messi, dan bintang Barca lainnya bisa lebih berfokus ke penyerangan.
Tite diperkirakan dan suporter Brasil diperkirakan akan lebih memperhatikan aksi Paulinho saat ia kembali ke London, Rabu dinihari 21 Feberuari 2018, untuk menbela Barcelona melawan Chelsea pada laga pertama babak 16 besar Liga Champions.
Paulinho sudah mencetak delapan gol buat Barcelona dalam 23 laga musim ini. Hanya Lionel Messi dan Luis Suarez yang mencetak gol lebih banyak darinya di Barca musim ini.
Paulinho diharapkan memberikan dampak positif yang sangat besar buat Brasil selama tampil dalam Piala Dunia 2018.
Tahun 2014-2015 merupakan masa tersulit Paulinho dalam menjalani kariernya sebagai pemain sepak bola.
“Bah, karier Paulinho sudah selesai, Banyak yang bilang begitu saat itu. Tapi, saya memenangi enam trofi dan dalam setahun, saya kembali ke tim nasional Brasil. Itulah sepak bola. Itu seperti rollercoaster, tidak ada yang menberikanku peluang. Tapi, inilah saya sekarang,” katanya.
GUARDIAN | MARCA | HARI PRASETYO