Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Liga Indonesia

Persib: Kenangan Dedi Kusnandar Jalan Kaki 22 Km Demi Sepak Bola

Dedi Kusnandar, gelandang Persib Bandung, melewati perjuangan sulit untuk mewujudkan cita-citanya sebagai pemain profesional.

15 April 2020 | 15.51 WIB

Pemain Persib Bandung, Dedi Kusnandar. (instagram/@dedikusnandar11)
Perbesar
Pemain Persib Bandung, Dedi Kusnandar. (instagram/@dedikusnandar11)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Dedi Kusnandar, gelandang Persib Bandung, sudah berhasil mewujudkan cita-citanya menjadi pemain sepak bola profesional. Namun, ia mengaku harus melewati perjuangan dan rintangan yang tidak mudah untuk mewujudkannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Salah satu pengalaman yang takkan pernah dia lupakan adalah perjuangannya ketika masih belajar di Sekolah Sepakbola (SSB) UNI. Ia pernah merasakan berjalan kaki kurang lebih sejauh 22 kilometer saat pulang dari tempat latihan menuju rumahnya di kawasan Jatinangor, Sumedang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Awalnya, saat usia 11 tahun momen yang tak terlupakan. Jalan kaki dari Bandung ke Jatinangor karena tidak ada ongkos harus jalan kaki, sampai rumah sore hari," kata pemain yang akrab disapa Dado ini, seperti dikutip laman Persib, Rabu, 15 April 2020.

Cita-cita ingin membela Persib seperti para seniornya di SSB UNI membuat Dado semakin termotivasi. Lelah yang dirasakan ketika berlatih tak pernah menyurutkan semangatnya.

Pria kelahiran 23 Juli 1991 ini mengatakan, dunia sepak bola bukan hal baru dalam keluarganya. Usahanya untuk menjadi pemain pun mendapat dukungan penuh dari keluarga.

Ia tak pernah menyangka, kerja kerasnya saat berlatih mambawanya masuk ke tim Persib Junior. Ia juga mendapat kesempatan emas menjadi ballboy pada setiap laga Persib.

Prestasi mulai diraih Dado ketika membawa Pelita Jaya U-21 menjadi juara ISL U-21 2008-2009. Saat itu, Dado juga dinobatkan menjadi pemain terbaik.

Kariernya sebagai pemain pro harus melewati jalur memutar. Ia bergabung dengan tim utama Pelita Jaya, sempat hijrah ke Arema Indonesia dan Persebaya Surabaya, sebelum akhirnya kembali ke Persib.

Kini, Dado berharap bisa mewujudkan impiannya yang belum tercapai, yakni meraih gelar juara bersama Maung Bandung. "Awalnya berat, tapi dinikmati saja. Mimpi dan harapan membuat saya tetap berusaha keras. Semoga mimpi bawa Persib juara dapat saya wujudkan," kata dia.

Musim ini, sebelum kompetisi diliburkan karena pandemi virus corona, Persib baru melakoni tiga pertandingan di kompetisi Liga 1 2020, yakni melawan Persela Lamongan, Arema FC dan PS Sleman. Dedi Kusnandar mengaku punya kesan tersendiri untuk pertandingan tandang di pekan kedua kontra Arema FC.

Pada laga tersebut, Pangeran Biru sukses meraih tiga poin setelah menundukkan tim tuan rumah dengan skor 2-1. Kemenangan itu juga mengakhiri rekor buruk Persib yang tak pernah meraih angka penuh di Malang dalam 11 tahun terakhir.

Bagi Dado, laga di Malang menjadi lebih berkesan karena ia memberi kontribusi bagi terciptanya salah satu gol penentu kemenangan. "Musim ini, lawan Arema yang punya kesan dari tiga laga. Karena, saya masuk dan bisa berperan bagian dari terciptanya gol," kata dia.

Dalam laga tersebut, Dado masuk menggantikan Kim Jeffrey Kurniawan pada menit ke-53. Dado dijatuhkan pemain Arema FC Syaiful Indra saat melakukan aksi individu di kotak penalti pada menit ke-75. Wasit pun langsung menunjuk titik putih untuk Persib. Wander Luiz yang menjadi algojo sukses mengeksekusi penalti tersebut dengan baik.

"Pertandingan lainnya juga punya kesan, apalagi tim menang. Tapi dari tiga laga kemarin, lawan Arema yang lebih berkesan," kata Dedi Kusnandar.

PERSIB

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus