Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Swedia menjadi tim kuda hitam yang mencuri perhatian di Piala Dunia 2018. Meskipun sempat dikalahkan Jerman pada babak penyisihan, Skuad asuhan Janne Andersson menjadi juara grup F setelah mengalahkan Meksiko pada laga terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dalam perjalanannya, Swedia memang kerap memberikan kejutan. Di babak kualifikasi zona Eropa, mereka berhasil menyingkirkan Belanda serta Italia di babak play-off. Apalago mereka tampil tanpa pemain bintang. Tak ada nama seperti Zlatan Ibrahimovic atau pun Hendrik Larsson. Nama paling mentereng di skuad Swedia mungkin hanya Victor Lindelof yang bermain untuk Manchester United.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kekompakan dan lini belakang yang solid menjadi kunci sukses Swedia melaju ke babak 8 besar Piala Dunia 2018. Dibalik kekompakan tim itu terdapat nama Daniel Ekvall, penasihat psikologi olahraga yang menjadi asisten Andersson. Ekvall merupakan tokoh dibalik kekompakan tim yang terkenal dengan seragam kuningnya itu.
Dalam wawancara dengan laman FIFA.com, Ekvall menjelaskan bahwa peran psikolog olahraga adalah menciptakan kekuatan mental dalam tim. Para pemain Swedia selalu menyediakan waktu untuk berbicara dengannya satu per satu dan dia pun membuat sesi pertemuan grup.
"Saya juga bekerja sama dengan Janne dalam menciptakan kepemimpinan tim yang efektif karena terdapat banyak orang dalam staf kepelatihan. Dengan pemain fokus kami adalah mempersiapkan mental mereka untuk laga berikutnya," ujarnya.
Mentalitas sebuah tim ternyata menjadi hal yang cukup penting. Dia bercerita soal pengalamannya membantu penyerang Ola Toivonen saat dia mengalami masalah dengan sepatu barunya pada laga kualifikasi melawan Prancis. Caranya cukup unik, Ekvall berbicara dengan sepatu baru Ola tersebut.
"Sasat itu, di awal pekan Ola mengalami masalah dengan sepatu barunya. Dia merasa sentuhannya tak sesuai seperti yang dia inginkan. Dia sempat berteriak di lapangan saat latihan meminta sesi sehingga saya bisa berbicara kepada sepatunya itu dan semua orang mengira itu hal yang lucu," ujarnya.
"Akhirnya, pada laga itu Ola mencetak gol dari tendangan jarak jauh menggunakan sepatu itu. Janne mengira itu adalah anekdot yang lucu dan menceritakannya kepada media," lanjut Ekvall.
Ekvall mengatakan bahwa tugasnya adalah membantu para pemain untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya di lapangan. Hal itu sangat penting untuk tim seperti Swedia yang secara materi pemain kalah kelas ketimbang tim-tim besar seperti Jerman, Italia atau Prancis.
"Saya selalu mengatakan bahwa jika anda bisa mengeluarkan seluruh kemampuan terbaik pemain secara bersamaan, tak menutup kemungkinan mereka akan bekerjasama dengan baik dan akan mencapai keberhasilan. Jadi jika kita bisa melingkupi seluruh elemen dengan baik, sangat mungkin kita bisa mengalahkan tim yang di atas kertas memiliki kemampuan pemain dengan kemampuan individual lebih baik," katanya.
Meskipun dianggap sebagai kunci sukses Swedia, Ekvall tetap merendah. Dia menyatakan bahwa keberhasilan negaranya itu berkat kerjasama seluruh pihak.
"Saya tahu bahwa kami melakukan ini bersama-sama. Ada staf pelatih, pemain. Tetapi tentu itu membuat saya bahagia jika mereka berpikir saya merupakan bagian kecil dari puzle itu," katanya.
Kini Ekvall pun harus menyiapkan mental para pemain Swedia untuk babak 8 besar Piala Dunia 2018 melawan Inggris. Mental tim lawan, saat ini juga tengah tinggi setelah mereka menghentikan kutukan adu tendangan pinalti saat menghadapi Kolombia pada babak 8 besar.
Laga babak 8 besar Piala Dunia 2018 antara Inggris vs Swedia akan berlangsung pada Sabtu malam pukul 21.00 WIB.
FIFA