Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan kapten Jerman Philipp Lahm mengatakan investasi miliaran euro Paris Saint-Germain mungkin telah membayar dividen di panggung politik untuk pemilik Qatar, tetapi PSG mengecewakan dan hambar di lapangan meskipun diperkuat pemain bintang seperti Lionel Messi dan Kylian Mbappe.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lahm, pemenang Piala Dunia 2014 yang kini menjadi direktur turnamen Euro 2024, melontarkan kritik pedas menyusul PSG kalah agregat 0-3 dari Bayern Munchen di babak 16 besar Liga Champions awal bulan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Anda merasakan banyak penggemar PSG yang datang ke Munchen (untuk pertandingan leg kedua pada 8 Maret). Harapan mereka bahwa sesuatu dapat bersatu kembali mati setiap tahun," kata Lahm dalam kolom untuk surat kabar Jerman Die Zeit, Rabu, 22 Maret 2023.
PSG tidak pernah memenangi kompetisi klub utama Eropa dan hanya berhasil mencapai final sekali pada 2020, meskipun mereka telah membeli pemain mahal dalam beberapa tahun terakhir, termasuk pemain depan Brasil, Neymar.
Pemilik PSG, Qatar Sports Investments (QSI), telah menghabiskan lebih dari 1,5 miliar euro atau sekitar Rp 24,7 triliun dalam transfer sejak mereka mengambil alih klub ibu kota Prancis itu pada 2011.
"Qatar menginvestasikan jutaan dolar di PSG. Secara politis, strateginya berhasil tetapi pada level olahraga tim ini mengecewakan," kata Lahm. "Klub tetap menjadi pengalaman yang hambar.”
Dia mengatakan Mbappe, juara dunia 2018, tidak mencapai potensi penuhnya di sana. "Bakatnya tidak diintegrasikan (dalam tim)," kata Lahm. "Di Munchen, dia hanya menunggu bola jatuh ke kakinya. Saya kehilangan imajinasi tentang bagaimana karier Mbappe akan berkembang.”
Sedikit Kata Manis untuk Messi
Lahm, yang menjuarai Piala Dunia 2014 dengan kemenangan 1-0 atas Argentina yang diperkuat Messi, juga memiliki sedikit kata-kata manis untuk kapten Argentina yang memimpin timnya meraih gelar Piala Dunia 2022 di Qatar.
"Messi terintegrasi dalam tim Argentina seperti Mbappe di tim Prancis. Semua untuk satu dan satu untuk semua. Tapi kemampuannya (di Munchen di mana PSG kalah 0-2) dikerahkan tanpa alasan atau target. Messi tidak berdaya dan putus asa.”
PSG tampaknya akan memenangi lagi gelar Liga Prancis musim ini tetapi tidak dapat menemukan kesuksesan di Eropa, kurang stabilitas dan budaya klub yang telah membantu tim seperti Real Madrid, Liverpool, dan Bayern untuk memantapkan diri mereka sebagai kekuatan kontinental.
“Secara politis, investasi di PSG mungkin sepadan,” kata Lahm. “Pemiliknya, negara Qatar, telah menggunakan Paris dan Eropa untuk kebijakan keamanan dan geopolitiknya sendiri, termasuk para pemainnya. Begitulah dunia.”
"Tapi sepak bola berbeda. Tim besar, yang mengidentifikasi diri dengan orang-orang, berkembang dalam sebuah proses. Ini hanya bisa berhasil melalui kerja sama, solidaritas, dan komunitas. Ini adalah nilai-nilai Eropa tetapi bukan nilai PSG."
Reuters telah mendekati PSG untuk mengomentari pernyataan Lahm tersebut.
REUTERS
Pilihan editor: Ada Masalah, Shayne Pattynama Belum Bisa Perkuat Timnas Indonesia Saat Lawan Burundi
Ingin lebih terhubung dan berdiskusi langsung dengan redaksi Bola dan Sport? Mari bergabung di grup Telegram Olahraga Tempo. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.