Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Barcelona sudah resmi mengunci gelar juara Liga Spanyol 2024/2025. Mereka meraih gelar ke-28 dalam sejarah klub setelah kemenangan 2-0 atas Espanyol pada pekan ke-36, Jumat, 16 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan total 85 poin dan hanya dua laga tersisa, Barcelona unggul tujuh poin dari rival abadi, Real Madrid. Dalam musim perdananya, pelatih Hansi Flick juga sukses mempersembahkan treble domestik dengan menyandingkan gelar La Liga, Copa del Rey, dan Piala Super Spanyol.
Baca Juga: Rahasia Sukses Arne Slot Membawa Liverpool Juara Liga Inggris
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kesuksesan Barcelona menjuarai La Liga 2024/2025 bukan karena kebetulan. Mereka menemukan kembali performa terbaiknya berkat sejumlah faktor kunci.
Berikut lima faktor yang ikut menentukan keberhasilan Barcelona:
1. Kepemimpinan Revolusioner Hansi Flick
Pelatih Barcelona Hansi Flick. Twitter @FCBarcelona.
Masuk sebagai pelatih baru menggantikan Xavi Hernandez, Hansi Flick langsung memberikan dampak besar. Ia membawa filosofi bermain menekan tinggi, transisi cepat, dan permainan ofensif terstruktur. Di musim debutnya, Flick mampu menyulap skuad yang sebelumnya inkonsisten menjadi tim paling atraktif dan efektif di La Liga. Ia juga berhasil menampilkan solid yang memadukan pemain muda berbakat dan pemain senior yang penuh pengalaman.
Pendekatan personal Flick yang menekankan kekeluargaan dan kerja sama menciptakan atmosfer positif dalam tim. Seperti yang ia katakan dalam laman resmi Barcelona, “Yang menentukan musim ini adalah keluarga yang kami bangun.” Pendekatan ini memperkuat mentalitas juara, terutama dalam laga-laga besar seperti El Clasico.
2. Kebangkitan Generasi La Masia
Lamine Yamal. Dok. Shutterstock
Barcelona kembali membuktikan bahwa akademi La Masia masih menjadi tambang emas talenta dunia. Lamine Yamal, bintang muda berusia 17 tahun, mencuri perhatian sebagai pemain kunci. Ia mencetak gol pembuka dalam laga penentu melawan Espanyol dan tampil brilian di berbagai laga penting, termasuk dalam El Clasico melawan Real Madrid. Dengan dua gelar La Liga sebelum usia 18, Yamal mencetak rekor luar biasa.
Pemain muda jebolan La Masia lainnya, Fermin Lopez, juga berperan penting sebagai supersub dengan gol-gol krusial dari bangku cadangan. Sementara itu, Pau Cubarsi memperlihatkan kematangan sebagai bek tengah meski baru berusia 18 tahun. Konsistensi para pemain muda ini menunjukkan keberanian manajemen mempercayai La Masia, sekaligus menegaskan identitas asli klub.
3. Kontribusi Vital Pemain Senior
Penyerang Barcelona Raphinha. Dok. Shutterstock
Keberhasilan musim ini juga ditopang oleh performa stabil dari pemain-pemain senior. Raphinha, dengan 18 gol dan 11 assist, menjadi ujung tombak serangan dan mencetak dua gol penting dalam kemenangan dramatis 4-3 atas Real Madrid. Robert Lewandowski, meskipun memasuki usia senja, tetap tajam dengan 25 gol dan menjadi top skor klub.
Di lini tengah, Pedri mengatur ritme permainan dengan ketenangan dan visi luar biasa, sementara di sektor pertahanan, Jules Kounde tampil disiplin dan fleksibel, memperkuat lini belakang yang hanya kebobolan 33 gol sepanjang musim. Kombinasi antara pengalaman dan determinasi para pemain ini menjadikan Barcelona tim yang komplet.
4. Dominasi Total atas Real Madrid
Penyerang Real Madrid Kylian Mbappe saat laga melawan Barcelona. Doc. realmadrid.com.
Salah satu penanda dominasi Barcelona musim ini adalah keberhasilan mereka mengalahkan Real Madrid sebanyak empat kali dalam satu musim — dua kali di La Liga, serta di final Supercopa dan Copa del Rey. Kemenangan 4-3 di El Clasico pada Mei 2025 menjadi momen krusial, memperlebar selisih poin dan secara praktis menyegel gelar liga.
Kemenangan-kemenangan ini tidak hanya soal taktik superior dari Flick, tetapi juga mencerminkan mentalitas tangguh para pemain. Mampu bangkit dari tekanan dan tampil percaya diri di laga-laga sarat gengsi menunjukkan karakter juara yang dimiliki skuad ini.
5. Serangan Produktif dan Pertahanan Tangguh
Barcelona. (foto: fcbarcelona.com)
Barcelona menutup musim dengan statistik mengesankan: 91 gol dari 36 laga, menjadikan mereka tim paling produktif di La Liga. Trio Yamal-Raphinha-Lewandowski menjadi motor utama lini serang, didukung skema pressing tinggi yang dirancang Flick.
Di sisi lain, pertahanan Barcelona juga menjadi yang terbaik, hanya kebobolan 33 gol dan mencatat selisih gol +58 — jauh di atas Real Madrid (+32). Soliditas ini ditopang penampilan gemilang dari Kounde, Cubarsi, dan kembalinya Marc-André ter Stegen di bawah mistar. Kombinasi lini depan yang tajam dan pertahanan yang disiplin menjadikan Barcelona tim yang sangat sulit dikalahkan.