Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mahaka Sports bakal menggelar undian atau drawing semifinal Piala Presiden di Hotel Century Park, Senayan, Jakarta, Selasa sore ini, 29 September 2015. Hasani Abdulgani, direktur utama perusahaan promotor tersebut, menyatakan drawing bakal disertai pengumuman sanksi klub yang melanggar dalam turnamen tersebut. "Semua kami akan umumkan," kata Hasani.
Empat klub dinyatakan melewati perempat final, yakni Persib Bandung, Mitra Kukar, Arema Cronus, dan Sriwijaya FC. Persib melaju ke semifinal setelah menekuk Pusamania Borneo FC dengan agregat 4-4, tapi agresivitas Maung Bandung lebih baik kala berlaga di kandang Pusamania. Mirip dengan Mitra Kukar yang mengalahkan PSM Makassar karena agresivitas gol di kandang lawan, meskipun hasil berujung agregat 2-2.
Adapun Arema Cronus melaju ke semifinal setelah melibas Bali United Pusam dengan agregat 5-3. Itu lantaran Singo Edan, julukan Arema, hanya menang 3-2 di Stadion Kapten Dipta, Gianyar, sementara mereka kalah 2-1 di kandang sendiri. Berbeda dengan Sriwijaya FC yang melenggang ke babak semifinal lantaran Bonek FC atau Persebaya United memilih walk out kendati menang 0-1 di kandang Sriwijaya.
Mahaka, yang membanggakan amannya pertandingan dalam masa penyisihan, ternyata tercoreng pada babak delapan besar ini. Kemenangan Mitra Kukar diwarnai aksi baku pukul pemain dan keributan pendukung PSM Makassar di Stadion Mattoanging, Makassar, Sabtu pekan lalu. Adapun Bonek FC memilih walk out lantaran tak puas dengan kinerja wasit.
Sesuai aturan Mahaka, klub yang terbukti terlibat aksi baku pukul pemain bakal didera Rp 50 juta. Namun Mahaka baru memastikan sanksi Rp 15 juta kepada PSM lantaran pendukungnya menyalakan kembang api di tribun stadion. Hasani juga menyatakan sedang mengevaluasi kinerja wasit. "Bila terbukti bersalah, bakal kena sanksi juga," ujar Hasani.
TRI SUHARMAN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini