Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

Pertarungan Alien dari Korea Selatan

Alienoid: Return to the Future menyajikan kekacauan kompleks. Film fantasi Choi Dong-hoon itu harus berjuang meraih penonton.

11 Februari 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Film sekuel Alienoid: Return to the Future tayang demi menuntaskan keruwetan film pertama.

  • Jebloknya penjualan film pertama membuat sutradara Choi Dong-hoon merombak ulang penyuntingan Return to the Future. 

  • Kerumitan cerita menjadi hal yang dibenci sekaligus dicintai penonton. 

Pada 2022, dunia perfilman Korea Selatan dihebohkan oleh kemunculan film fantasi bertema makhluk luar angkasa dan pengelana waktu berjudul Alienoid. Sejatinya film ini menyuguhkan cerita komplet: laga nan seru, drama menyayat, kolosal ciamik, dan teknologi masa depan yang canggih.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film ini bercerita tentang kehidupan makhluk asing alias alien yang memanfaatkan bumi dan manusia demi sejumlah kepentingan. Para alien itu menggunakan otak manusia sebagai penjara bagi alien jahat. Namun proses pemenjaraan alien jahat tersebut bukan urusan mudah. Sebab, ada saja di antara mereka yang bisa melarikan diri dari penjara otak manusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Walhasil, dua makhluk asing diutus menjadi polisi untuk menangkap para alien jahat yang kabur dan berkeliaran di bumi. Para polisi alien ini punya kemampuan melintasi ruang dan waktu hingga ratusan tahun sebelumnya. Cerita makin rumit ketika ada beberapa manusia dari masa modern, yakni pada 2022 dan zaman Dinasti Goryeo pada 1390-an. Mereka berebut kuasa pedang ilahi, yang merupakan senjata sakti nan misterius. 

Film besutan sutradara Choi Dong-hoon ini menghadirkan kualitas gambar ciamik. Efek visual adegan aksi, lompatan waktu, dan teknologi disajikan dengan bagus. Sekilas kualitasnya tak jauh berbeda dengan film Hollywood. Dikabarkan film berdurasi 142 menit itu menelan biaya besar, yakni Rp 374 miliar. 

Secara kualitas, film ini memang mendapat pujian yang baik dari penonton, kritikus film, dan situs web perfilman dunia. Berdasarkan situs web IMDb, Alienoid mendapat penilaian 6,2/10, sementara Rotten Tomatoes memberikan nilai 83 persen. 

Faktanya, Alienoid justru kurang laku. Dari target 7,3 juta penonton, film yang dibintangi tokoh utama Ryu Jun-yeol, Kim Woo-bin, dan Kim Tae-ri ini hanya mampu meraup 1,5 juta penonton. Adapun pendapatan film ini tidak lebih dari Rp 200 miliar atau masih kurang untuk sekadar balik modal. 

Penyebab kegagalan Alienoid menguasai box office Korea Selatan pun beragam, antara lain persaingan dengan film-film jempolan saat itu, seperti Hansan: Rising Dragon dan Emergency Declaration. Masalah lain, film ini terlalu rumit dan bikin pusing penonton. 

Betapa tidak, penyajian cerita yang serba ngebut rupanya menguras pikiran penonton. Belum lagi adegan lompatan waktu dari 1390-an ke 2022 makin membuat penonton mengernyitkan dahi. 

Ryu Jun-yeol (kiri) berperan sebagai Mureuk dan Kim Woo-bin berperan sebagai Thunder dalam film Alienoid. Dok. CJENM

Tak sampai dua tahun dari film pertama, Alienoid 2 atau Alienoid: Return to the Future dirilis. Sejumlah media asing menyebutkan sebuah keberanian besar bagi sutradara Dong-hoon dan jajaran produser melanjutkan penggarapan film kedua. Sebab, bayang-bayang kegagalan dan kerugian dari film pertama terlalu gelap untuk tidak dihiraukan. 

Singkat kata, ada kemungkinan besar mereka bakal kembali merugi jika film Alienoid 2 mengikuti jejak film pertama yang tak sesuai dengan ekspektasi jumlah penonton dan pendapatan. Alih-alih menyerah, Dong-hoon bertekad menyempurnakan Alienoid: Return to the Future. 

Benar saja, sebelum masa pasca-produksi, Dong-hoon mengumpulkan para aktor dan tim produksi dalam sebuah pertemuan. Mereka berdiskusi tentang musabab lesunya pasar saat Alienoid pertama meluncur di bioskop

Salah satu bintang Alienoid dan Alienoid: Return to the Future, Kim Tae-ri, membenarkan adanya pertemuan tersebut. Menurut Tae-ri, dalam pertemuan itu, orang-orang adu ide tentang penggarapan film kedua. "Termasuk bagaimana menyajikan filmnya ke penonton," kata perempuan 33 tahun itu. 

Sejumlah media Korea Selatan menyebutkan Dong-hoon putar otak berkali-kali dalam menyelesaikan proses penyuntingan gambar. Sutradara 52 tahun itu sadar betul film Alienoid 2 harus sempurna demi menggenjot performa di pasar bioskop Korea Selatan dan internasional. 

Disebutkan bahwa Dong-hoon mencoba 50 versi penyuntingan gambar sebelum menemukan versi terbaik yang dipilih untuk tayang di bioskop. Dalam sebuah wawancara, Dong-hoon mengakui hal tersebut. 

Bahkan ia bercerita bahwa telah menonton film Alienoid 2 dengan berbagai versi penyuntingan sebanyak 150 kali. Sebanyak itu pula ia membuat catatan evaluasi dan penyempurnaan. "Versi final ini muncul ketika sudah tidak ada lagi catatan yang saya buat," ujarnya. 

Salah satu keputusan sulit yang diambil Dong-hoon adalah mengurangi adegan lompatan waktu dalam Alienoid: Return to the Future. Dalam film kedua, Dong-hoon hanya menyajikan dua kali perjalanan berpindah waktu. Padahal awalnya ia ingin menampilkan proses lompatan waktu minimal empat kali. 

Film Alienoid. Dok. CJENM

Sepertinya dia mendengarkan keluhan penonton dalam penggarapan film kedua. Ya, perpindahan waktu antara 2022 dan 1390-an pada film pertama terjadi hingga empat kali. Inilah salah satu musabab mayoritas penonton kebingungan saat mencerna cerita film Alienoid.

"Restrukturisasi Alienoid 2 ini mudah-mudahan bisa membuat film tersebut mudah dicerna penonton," katanya. 

Namun, bagi Tempo dan sejumlah penonton, Alienoid: Return to the Future masih menyisakan kerumitan cerita. Memang tidak seliar film pertama, kisah Return to the Future masih memaksa otak penonton bekerja ekstra. 

"Cerita awal sampai pertengahan itu sama seperti film pertama, rumit banget," tutur Umar Syahbana, salah satu penonton Alienoid: Return to the Future, ketika ditemui di bioskop di salah satu pusat belanja di Jakarta Pusat, Rabu pekan lalu. 

Umar pun menyarankan penonton yang ingin menyaksikan film tersebut ada baiknya menonton ulang film pertama. Alasannya, agar cerita Return to the Future bisa lebih mudah dan cepat masuk ke kepala. 

"Sebab, tempo filmnya langsung cepat sejak awal. Memang ada kilas baliknya, tapi sedikit," kata pria 43 tahun itu. 

Adapun penonton lain, Anisa Anjani, memberikan pujian pada paruh kedua film Return to the Future. Sutradara Choi Dong-hoon mampu memberikan sudut pandang lain atas kejadian sebelumnya dalam film pertama. Hal ini mirip cerita Avenger: Endgame yang memperlihatkan beberapa tokoh pahlawan supernya mengarungi mesin waktu untuk melihat sisi lain dan jawaban dari setiap permasalahan.

"Jadi seperti menjawab pertanyaan selama ini," ujar perempuan berkerudung berusia 29 tahun itu. 

Ia juga memuji bagian pertempuran final yang digarap dengan serius dan seru. Pertarungan yang sarat efek visual dan pengambilan gambar ciamik nyatanya sangat memanjakan mata penonton. "Satu lagi, film ini ditutup dengan tuntas. Ini hal yang melegakan untuk sebuah film yang rumit." 

Meski boleh dibilang Return to the Future lebih baik dari film pertama, Dong-hoon dan koleganya perlu memikirkan performa film ini di bioskop. Sebab, angka penjualan kali ini tak boleh jeblok lagi seperti film pertama. Terlebih biaya penggarapan film kedua disebutkan lebih besar dibanding film pertama. 

Sejauh ini Alienoid 2 baru bisa meraih satu juta penonton dalam kurun waktu 11 hari sejak pertama dirilis di Korea Selatan pada 10 Januari lalu.

INDRA WIJAYA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus