Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Anak dari Wiji Thukul, aktivis pro-demokrasi, Fitri Nganthi Wani meluncurkan buku puisi berjudul Kau Berhasil Jadi Peluru. Buku berisikan 52 puisi yang ia tulis sejak 2010-2018. Buku ini merupakan buku puisi kedua Wani setelah pada 2009 ia meluncurkan buku puisi Selepas Bapak Hilang.
Baca:
20 Tahun Reformasi: Gelagat Aneh Pertemuan Terakhir Wiji Thukul
20 Tahun Reformasi: Lelah Sipon Mencari Kabar Wiji Thukul
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Peluncuran buku puisi berlangsung di Jogja Village Inn, Yogyakarta, Jumat, 8 Juni 2018. Acara ini ditandai dengan pembacaan puisi-puisi pilihan dari Kau Berhasil Jadi Peluru oleh sejumlah seniman Yogyakarta, yakni Gunawan Maryanto, Sekar Sari, Annisa Hertami, Ninndi Raras. Ada juga musikalisasi puisi oleh Sisir Tanah dan Fajar Merah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Fitri Nganthi Wani mengatakan mencintai puisi sebagai kawan yang setia di setiap pergulatan hidup dia. "Puisi adalah terapi mujarab yang mebuat saya bisa mengekspresikan hal-hal yang saya rasakan dan saya lihat tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekeliling saya," kata Wani.
Gunawan Maryanto, penyair yang turut membacakan puisi pada peluncuran “Kau Berhasil Jadi Peluru”, berpandangan puisi-puisi Wani secara unik membahasakan sosok ibunya sebagai luka yang tak kunjung sembuh. “Ibu adalah kenyataan bagi Wani. Sedang bapaknya adalah kenyataan yang makin lama berubah menjadi fiksi. Ia tak pernah benar-benar hadir lagi," kata Gunawan.Fitri Nganthi Wani, putri Wiji Thukul, meluncurkan buku puisi Kau Berhasil Jadi Peluru berisikan 52 puisi yang ia tulis sejak 2010-2018, pada Jumat, 8 Juni 2018. (ISTIMEWA)
Lewat puisi, Wani tidak berhenti mengagumi sekaligus meratapi ketegaran ibunya dalam menjalani kehidupan tanpa seorang suami, yang direnggut dengan paksa dari kehidupan mereka.
Buku puisi Kau Berhasil Jadi Peluru diterbitkan oleh Partisipasi Indonesia dan Warning Books. Yulia Evina Bhara, Direktur Partisipasi Indonesia mengatakan peluncuran buku ini sebagai kelanjutan dari kolaborasi artistik bersama kawan-kawannya. Mereka memulainya pada 2015 melalui produksi film Istirahatlah Kata-kata—dalam film tersebut, Yulia berperan sebagai produser.
“Tiga tahun lalu, kami intens berkomunikasi dengan Wani sebagai narasumber untuk film Istirahatlah Kata-Kata, film yang terinspirasi dari kisah hidup dan puisi Wiji Thukul, ayahnya," kata Yulia.
Simak: Bikin Penasaran, Film Wiji Thukul Laris Manis di Malang
Tiga tahun kemudian mereka berkolaborasi untuk mempersembahkan karya baru dengan menerbitkan buku puisi itu. Terdapat dua ratus lebih puisi Wani yang masih belum masuk dalam kumpulan Kau Berhasil jadi Peluru. Kolaborasi selanjutnya akan terus berlangsung.
Setelah diluncurkan di Yogyakarta, buku puisi putri Wiji Thukul ini akan didistribusikan di berbagai toko buku di Indonesia.