Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
DI rumah bercat putih dan berdinding setengah gedek-setengah batu itu, persis di depan makam keramat Habib Ali al-Habsyi, Kwitang, seorang paman menghibur kemenakan-kemenakannya yang belum lagi mema-suki usia remaja. Dia bercerita tentang jin besar yang sekonyong-konyong masuk kota: tingginya menjulang mencapai puncak Monumen Nasional, mengenakan sepatu bernomor empat ribu. ”Segede bis kota,” sang paman melukiskan sepatu jin itu di antara tawa para kemenakan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo