Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Film

Film Ini Bakal Saingi Popularitas Game of Thrones  

The Name of The Wind yang bakal diadaptasi ke layar lebar, film televisi, dan video games, disebut bakal menyaingi popularitas Game of Thrones.

7 Oktober 2015 | 15.33 WIB

Game of thrones
Perbesar
Game of thrones

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Hollywood Serial televisi Game of Thrones bakal punya pesaing baru. Pekan lalu, studio film Lionsgate sepakat untuk mengadaptasi The Name of The Wind, novel pertama dari seri novel The Kingkiller Chronicles ke film layar lebar, film televisi, dan video games.

Novel berseri karya Pat Rothfuss ini sering kali disebut sebagai “novel fantasi modern paling populer kedua” setelah novel berseri A Song of Ice and Fire karya George R.R. Martin. Lima seri novel A Song of Ice and Fire saat ini telah diadaptasi dalam mini seri Game of Thrones oleh HBO dan berada di peringkat pertama serial televisi terpopuler.

“Cerita imajinatif Pat Rothfuss, karakter Kvothe yang memukau dan dunia Temerant memiliki basis fan yang besar dan berpotensi menjangkau lebih banyak penggemar lewat adaptasi,” kata Presiden Lionsgate Motion Pictures Group Erik Feig, dalam sebuah pernyataan yang dikutip Entertainment Weekly, awal Oktober 2015.

“Sangat jarang sebuah karya memiliki dunia yang kaya dan berlapis-lapis yang dapat dieksplorasi dalam film, televisi, dan video games dalam waktu yang sama,” kata Feig melanjutkan.

Sebelumnya, Rothfuss tidak pernah tertarik dengan adaptasi film. Dalam pertemuan dengan sejumlah studio di Comic-Con, Rothfuss mengatakan bahwa dia hanya akan memberikan izin adaptasi bila kesepakatan adaptasi bukan hanya film layar lebar tetapi juga serial televisi.

Studio 20th Century Fox mundur. Namun Lionsgate justru menelepon kembali dan menawarkan adaptasi bukan hanya ke film layar lebar dan televisi tetapi juga video games. Setelah bernegosiasi, akhirnya Rothfuss sepakat memberikan hak adaptasi multimedia ke studio tersebut.

Lionsgate merupakan studio independen yang hanya memproduksi film-film seni seperti Amores Perros (2000), film-film horor seperti Bufalo ’66 (1996), dan Cabin Fever (2004), sebelum menghasilkan karya-karya yang meraup keuntungan besar seperti The Expandables (2010) atau film dokumenter Fahrenheit 9/11 (2004).

Dalam dua puluh tahun, studio ini mampu menggelontorkan dana yang besar untuk membuat film-film franchise yang menghasilkan keuntungan besar seperti Hunger Games dan Divergent. Hunger Games seri terakhir akan tamat pada November tahun ini, sementara seri film layar lebar Divergent juga mendekati masa-masa berakhir. Seri Kingkiller Chronicles akan jadi tambang emas berikutnya bagi Lionsgate.

FORBES | ENTERTAINMENT WEEKLY

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Amandra Mustika Megarani

Amandra Mustika Megarani

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus