Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jarum itu bertabur bagai hujan. Tak beraturan. Duduk tenang, dengan posisi seperti meditasi, tangan kanan F.X. Harsono mendekap dada, tangan kiri menengadah di atas lutut. Matanya memejam. Bibirnya terkatup. Ia seolah merasakan rasa perih, nyeri dan menyerap kesakitan yang ada. Jarum itu menembus kupu-kupu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo