Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dadang Christanto seakan-akan tak pernah lelah untuk terus menghitung korban kemanusiaan. Proyek berhitung ini sudah dimulainya pada 1999, tapi sebenarnya telah dirintis lewat karya-karyanya sebelum itu. Kini perupa Indonesia yang bermukim di Australia itu datang kembali dengan membawa 200 lebih patung kepala manusia dari aluminium yang mengangkat kenangan yang mungkin telah dilupakan banyak orang, tentang para korban pembantaian 1965.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo