Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Film

Kompleksitas Sihir Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald

Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald menyadarkan terhadap kompleksnya dunia sihir yang dibangun J.K Rowling sejak Harry Potter belum usai

19 November 2018 | 02.51 WIB

Dan Fogler, William Nadylam, Eddie Redmayne, Katherine Waterston, Claudia Kim, dan Callum Turner dalam Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald (2018)
Perbesar
Dan Fogler, William Nadylam, Eddie Redmayne, Katherine Waterston, Claudia Kim, dan Callum Turner dalam Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald (2018)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sekuel Fantastic Beasts dibuka dengan Gellert Grindelwald (Johnny Depp) yang berhasil lepas dari penjagaan ketat petugas Magical Congress of the United States of America (MACUSA) di New York saat diterbangkan ke Inggris. Ia segera mengerahkan langkah ke Prancis untuk menemukan Credence Barebone (Ezra Miller) yang bakal ia manfaatkan untuk menyerang Albus Dumbledore (Jude Law).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dalam waktu bersamaan, Newt Scamander menghadapi kesulitan memperoleh izin ke luar Inggris. Kunjungannya ke New York beberapa waktu lalu jadi catatan buruk kementerian sihir. Ia pun ditawari posisi menjadi Auror agar bisa membantu Kementerian Sihir untuk menangkap Grindelwald. Tentu saja tawaran itu ia tolak. Tapi Newt tak bisa menolak tawaran serupa kala diajukan oleh Dumbledore. Ia harus menemukan Credence yang haus mencari tahu asal usulnya itu sebelum Grindelwald yang bakal memperalatnya. Dan kepergian Newt ke Prancis secara ilegal pun didorong informasi dari Queenie (Alison Sudol) yang mengabarkan Tina (Katherine Waterston) berada di Prancis, mencari jejak Credence.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Petualangan, pencarian, pertemuan, dan pertarungan pun terjadi di Prancis.

Tak apa rasanya, jika kita merasa cukup menikmati kisah petualangan Newt Scamander (Eddie Redmayne) berkelana mencari beragam makhluk sihir lucu bahkan menyeramkan dalam Fantastic Beasts and Where to Find Them (2016).

Karena, keasyikan itu tak akan ditemukan dalam sekuelnya, Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald. Kelanjutan kisah yang menyuguhkan berlapis cerita dan banyak karakter dalam satu waktu. Membawa penonton kembali ke alam dunia sihir JK. Rowling yang rumit macam di Harry Potter. Tapi sesungguhnya, kisah kali ini pun terlalu sayang dilewatkan terutama bagi mereka yang kadung jatuh cinta dengan dunia sihir yang dibangun Rowling.

Belum lagi, kisah yang berjarak 70 tahun sebelum Harry Potter ini menyajikan banyak unsur semacam asal-usul Nagini—yang disebut berasal dari sebuah hutan di Indonesia—yang masih berwujud manusia, juga ada silsilah keluarga Lestrange—tentunya nama ini tak asing dalam kisah Harry Potter, masa muda Dumbledore, dan juga tentunya kehadiran Gellert Grindelwald (Johnny Depp)—yang akhirnya cukup gamblang digambarkan punya kedekatan masa lalu dengan Dumbledore.

Semua tokoh baru dan kisahnya ini hadir mengisi kerompangan yang selama ini belum terjawab dalam delapan serial Harry Potter. Ditambah kisah-kisah roman Newt dan cinta pertamanya, Leta Lestrange (Zoë Kravitz). Serta upaya Newt kembali menemukan Tina Goldstein (Katherine Waterston), gadis yang mulai ia suka di kisahnya yang pertama.

Kehadiran banyak tokoh dan beberapa kisah baru dalam satu cerita, membuat kisah Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald menjadi cukup gelap, rada membosankan, dan cukup membingungkan. Belum lagi dibangun dalam alur cerita yang lambat dengan fokus yang lebar yang diikat sebuah benang merah bernama, Credence Barebone (Ezra Miller).

Pendalaman karakter yang dilakukan para aktor pun menarik. Namun beberapa porsi kisah Credence dan Nagini sayangnya terlalu sedikit. Pencarian jati diri dan berubah arahnya kesetiaan atau kecintaan masih menjadi ciri khas para tokoh rekaan J.K Rowling ini. Hal itu membuat penonton harusnya bisa menahan diri untuk segera bersimpati atau membenci tokoh-tokoh tertentu. Kita mungkin ingat bagaimana kekesalan yang begitu besar hadir dan kian besar kepada Snape yang bias runtuh begitu saja saat tahu alasan-alasan tersembunyi di balik segala aksi menyebalkannya.

Untungnya, film ini digarap David Yates yang sudah menggarap beberapa kali proyek Harry Potter dan juga menangani Fantastic Beats and Where To Find Them dua tahun lalu. Sehingga kepiawaiannya menghadirkan visualiasi dunia sihir Rowling kali ini pun tak perlu diragukan lagi terutama dalam menyajikan beberapa unsur detail di dalamnya. Dan sejak 2013, Warner Bros sepakat menjadikan kisah Fantastic Beasts dalam lima seri yang akan digarap Yates. Segala yang bertumpuk dan berlapis itu diupayakan Yates masuk dalam sebuah film berdurasi 134 menit.

Maka dalam hal ini bisa saja penonton kelelahan dengan segala yang disajikan dalam Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald, atau malah berdecak atas upaya Yates yang cukup rapi menyajikan cerita berlapis sekaligus memuji betapa kompleksnya dunia sihir yang dibangun Rowling dalam semesta Harry Potter. Pengecualian, semua ini akan menambah PR bagi penonton yang baru masuk dalam semesta Harry Potter.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus