Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

Karya Musik Iwan Fals: Tak Lekang Dimakan Zaman

Dari kritik sosial yang relevan sampai adaptasi berbagai platform kekinian membuat karya Iwan Fals bertahan hingga sekarang.

 

9 Juni 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Kritik sosial yang tak lekang dimakan waktu jadi kunci awetnya lagu-lagu Iwan Fals.

  • Tak lelah mengajak musikus muda berkolaborasidemi memperluas pasar pendengar.

  • Adaptasi berbagai platform modern membuat karya Iwan Fals bisa dinikmati semua usia.

Seperti sedang berolahraga, kaki Mario Pangestu melompat-lompat kecil sembari mengacungkan jari telunjuk dan kelingkingnya ke udara. Hal itu ia lakukan hampir di sepanjang lagu Pesawat Tempurku, lagu legendaris yang dinyanyikan oleh Iwan Fals, di Bengkel Space di SCBD, Jakarta Selatan, Rabu, 5 Juni 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ya, penyanyi bernama asli Virgiawan Listanto itu sedang menggelar konser tunggal kecil-kecilan di lokasi tersebut. Bagi Mario, Pesawat Tempurku adalah lagu Iwan Fals yang nomor satu. "Liriknya yang mengkritik dan iramanya yang menyenangkan, enak sekali lagu ini," kata pria berusia 31 tahun itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lagu Pesawat Tempurku dirilis pada 1988, tepatnya saat Iwan Fals menelurkan album musik berjudul 1910. Artinya, usia lagu tersebut lima tahun lebih tua dibanding umur Mario. Pesawat Tempurku hanyalah satu dari sekian lagu lawas karya Iwan Fals yang terkesan abadi karena bisa dinikmati oleh siapa saja, termasuk yang berusia lebih muda.

Pengamat musik Nuran Wibisono menyebutkan lagu-lagu Iwan Fals umumnya memadukan aliran pop, rock, dan folk, yang membuat lagu tersebut terasa nyaman di telinga. Selain itu, pemilihan lirik lagu menjadi kunci.

Menurut Nuran, lirik-lirik yang ditulis oleh Iwan Fals berupa kritik sosial dan sebagainya masih mampu menembus zaman. Terlebih kritik tersebut masih berlaku hingga kondisi sekarang. "Jadi, orang merasa relevan dengan apa yang dikisahkan Iwan Fals," kata Nuran, Jumat lalu.

Kolaborasi Iwan Fals dengan Daramuda dan Jason Ranti saat konser aku cinta di Allianz Eco Park, Ancol, Jakarta Utara. Dok. TEMPO/Faisal Akbar

Selain itu, Iwan Fals merupakan salah satu musikus yang peka dengan perubahan dan pentingnya berkolaborasi dengan yang lebih muda. Sebagai contoh, Iwan Fals sempat menggandeng beberapa musikus muda dalam pembuatan album Collaboration With pada 2003.

Kala itu, Iwan Fals menyanyikan lagu baru, seperti Aku Bukan Pilihan karya Pongki Barata, Senandung Lirih karya Eross Candra (gitaris Sheila on 7), dan Ancur bikinan Azis M.S. (gitaris Jamrud). Ketiga lagu itu sempat meledak di pasar pada tahun tersebut. Bahkan lagu Aku Bukan Pilihan menjadi salah satu lagu terbaik Iwan Fals.

"Kolaborasi ini membuat pangsa pendengar Iwan Fals jadi beregenerasi," katanya.

Sementara itu, pengamat musik Aldo Sianturi berpendapat bahwa lagu-lagu Iwan Fals memiliki tema yang universal. Kritik sosial, keadilan, korupsi, dan kemanusiaan masih menjadi isu yang relevan sampai kapan pun.

Selain itu, Aldo menganggap Iwan Fals sebagai bagian penting sejarah musik Indonesia. Walhasil, generasi Z sekalipun, meskipun mungkin lebih familiar dengan genre musik baru, tetap menghargai kontribusi Iwan Fals.

"Banyak dari mereka yang menemukan musik Iwan Fals melalui keluarga, media sosial, atau pelajaran sejarah," tutur Aldo, kemarin.

Penyanyi Isyana Sarasvati berkolaborasi dengan Iwan Fals saat konser bertajuk 'Lexiconcert Live on Tour' di kawasan Nusa Dua, Badung, Bali. ANTARA/Fikri Yusuf

Selain itu, Iwan Fals dan timnya sanggup mengimbangi perkembangan zaman. Sebagai contoh, mereka menyediakan karya dalam berbagai platform kekinian, dari YouTube, Spotify, hingga beragam media sosial (TikTok, Instagram, dan Facebook), demi memudahkan generasi muda dalam mengakses karya-karya Iwan Fals.

"Walhasil, lagu klasiknya dapat didengar kapan saja dan memungkinkan generasi Z mengenal karyanya,'' kata Aldo.

Terlebih penggunaan algoritma pada platform modern seperti Spotify dan YouTube memudahkan pendengar muda menjangkau karya-karya Iwan Fals lebih luas lagi. Sebab, jika seseorang mencari karya Iwan Fals tertentu, selanjutnya sistem algoritma akan menyuguhkan karya-karya serupa yang lebih banyak lagi.

Belum lagi fitur-fitur sosial di Spotify yang memungkinkan pengguna berbagi lagu dan playlist dengan teman-teman mereka. "Ini membantu memperkenalkan musik Iwan Fals kepada audiens yang lebih luas dan lebih muda."

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus