Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seni

Lomba Teka-teki Bahasa Daerah Bali Menghibur Penonton  

Pementasan lomba cecimpedan atau teka-teki berbahasa daerah Bali menghibur ratusan penonton Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-37 di kalangan Ayodya.

4 Juli 2015 | 14.04 WIB

Beberapa seniman Yogyakarta membawakan Sendratari Ramayana dalam pagelaran kesenian partisipasi Daerah Istimewa Yogyakarta di Pesta Kesenian Bali ke-34, Taman Budaya, Denpasar, Senin (18/6). ANTARA/Nyoman Budhiana
Perbesar
Beberapa seniman Yogyakarta membawakan Sendratari Ramayana dalam pagelaran kesenian partisipasi Daerah Istimewa Yogyakarta di Pesta Kesenian Bali ke-34, Taman Budaya, Denpasar, Senin (18/6). ANTARA/Nyoman Budhiana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pementasan lomba cecimpedan atau teka-teki berbahasa daerah Bali menghibur ratusan penonton Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-37 di Kalangan Ayodya, Taman Budaya, Denpasar.

"Cecimpedan atau teka-teki bahasa Bali memakai nada bertanya yang biasa digunakan dalam pergaulan sehari-hari masyarakat Bali," kata salah seorang juri lomba tersebut, I Wayan Sugita, Sabtu.

Ia menjelaskan sejumlah peserta yang ikut dalam lomba cecimpedan itu tak hanya saling ejek dan menggoda lawan-lawannya, sehingga sangat menghibur penonton yang hadir.

Dalam lomba tersebut, peserta tidak diperkenankan menggunakan bahasa di luar bahasa Bali. Bahkan, saat menjawab pun tidak diperbolehkan menggunakan bahasa lain, termasuk bahasa Indonesia.

"Yang dipakai harus asli cecimpedan, bukan sesawangan (peribahasa Bali) atau paribasa yang lainnya. Kenapa demikian, karena cecimpedan itu mempunyai ciri khas yang berbeda, serba terbalik, pendek-pendek dan tidak terlalu panjang," ia menjelaskan.

Ia mengatakan jumlah peserta dari tahun ke tahun semakin meningkat. Penampilan para peserta pun kian meningkat kualitasnya, mulai dari isi dan makna dari cecimpedan itu sendiri.

"Saya salut mereka kuat menghapal dan jika memberikan ulasan atau argumen sangat kuat sekali. Apabila tidak cerdas tidak mungkin mereka bisa seperti itu," ujarnya.

Lebih lanjut I Wayan Sugiana mengatakan lomba tersebut merupakan salah satu cara melestarikan bahasa daerah Bali yang mulai jarang dipakai masyarakat Bali kekinian.

Ia mengatakan hal ini perlu ditingkatkan lagi dalam bentuk lomba-lomba yang lainnya.

"Dalam kesempatan apa pun, berikan mereka kesempatan untuk tampil dan menghibur masyarakat. Berikan mereka porsi untuk berbahasa Bali dan jangan malu menggunakan bahasa Bali," ujarnya.

Dalam lomba cecimpedan di PKB ke-37 tahun 2015, duta dari Kota Denpasar yang menjadi juara pertama, diikuti Kabupaten Gianyar sebagai juara kedua, dan Kabupaten Klungkung menempati peringkat ketiga.

ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saroh mutaya

Saroh mutaya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus