Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Film

Menteri Anies Buka Kembali Pameran Tetap di Galeri Nasional

Pameran ini memajang 109 dari 1.800 koleksi seni yang dimiliki Galeri Nasional.

7 Oktober 2015 | 17.38 WIB

Menteri Pendidikan dan kebudayaan Anies Baswedan melihat sebuah lukisan pada acara pameran seni rupa Art-Chipelago di Galeri Nasional, Jakarta, 25 Mei 2015. Pameran ini diikuti oleh 106 perupa dari 23 provinsi di Indonesia dan berlangsung pada 25 Mei-7 Ju
Perbesar
Menteri Pendidikan dan kebudayaan Anies Baswedan melihat sebuah lukisan pada acara pameran seni rupa Art-Chipelago di Galeri Nasional, Jakarta, 25 Mei 2015. Pameran ini diikuti oleh 106 perupa dari 23 provinsi di Indonesia dan berlangsung pada 25 Mei-7 Ju

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Setelah ditutup untuk umum selama dua tahun untuk renovasi dan revitalisasi, Galeri Nasional Indonesia kini membuka kembali pameran tetap koleksi negara karya perupa Indonesia dan mancanegara. Pameran ini bisa dinikmati publik di Lantai 2 Gedung B, setiap selasa hingga minggu pukul 09.00-16.00 WIB tanpa dipungut biaya apapun.

"Setelah melalui proses persiapan yang panjang, akhirnya babak baru Galeri Nasional ini dimulai," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies dalam sambutannya di Galeri Nasional, Rabu, 17 Oktober 2015.

Anies mengimbau agar Galeri Nasional tidak hanya sekadar memamerkan karya perupa, namun juga memfasilitasi interaksi antara seniman dan masyarakat. "Pengalaman para maestro harus ditularkan pada yang lain lewat interaksi," kata Anies.

Suwarno Wisetrotomo dan Citra Smara Dewi merupakan kurator yang merancang tata ruang dan memilih 109 dari 1.800 koleksi karya yang dimiliki Galeri Nasional. Semula, pameran tetap menampilkan karya-karya perupa Indonesia dan mancanegara berdasarkan tiga katagori penyajian yaitu kronologis sejarah seni rupa modern Indonesia, tematik, dan karya-karya seniman mancanegara.

Kini, pameran tetap ditata berdasarkan periodisasi perjalanan seni rupa Indonesia dan internasional dalam dua galeri dan 13 ruangan. Pada galeri 1, pameran tetap dibagi menjadi tujuh ruang. Pada ruangan 1 ada koleksi internasional; Ruang 2 menampilkan karya maestro lukis Raden Saleh Sjarif Bustaman (1807–1880); Ruang 3 menampilkan karya Mooi Indie dan Persagi (1920–1942); Ruang 4 dan 5: Era PendudukanJepang, Kemerdekaan Republik Indonesia, dan Lahirnya Era Sanggar (1942–1945); sertaRuang 6 dan 7: Era Akademi Seni Rupa (1947–sekarang). Sementara galeri 2 dibagi menjadi empat ruang yaitu dua ruang untuk gerakan seni rupa baru (GSRB) dan dua ruang berisi seni rupa kontemporer Indonesia.

Kepala Galeri Nasional Indonesia Tubagus Andre Sukmana mengatakan koleksi permanen dalam pameran tersebut merupakan milik negara yang ditata layaknya tampilan di museum seni. Andre berharap koleksi yang dipamerkan dapat menjadi rujukan orisinalitas sebuah karya seni di tengah maraknya pemalsuan. "Semoga Galeri Nasional bisa menjadi destinasi wisata museum bagi masyarakat yang ingin mengapresiasi beragam karya seni rupa," ujar Andre.


MOYANG KASIH DEWIMERDEKA 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Amandra Mustika Megarani

Amandra Mustika Megarani

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus