Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mengenakan setelan jas rapi, Jpret naik ke kursi sambil menyebarkan uang. "Lima miliar untuk wilayah, sepuluh miliar untuk pusat, seratus miliar untuk....," kata Jpret, tak sempat menyelesaikan kalimatnya. Ia terjatuh lunglai. Tiga tembakan mengenai tubuhnya. Tapi kabar di televisi menyebutkan Jpret mati bunuh diri karena kalah memenangkan orang yang didukungnya. Nenek tirinya membantah berita itu, namun suaranya senyap karena dibungkam dengan ancaman senjata.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo