Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Tim Bandung Creative Movement 2022 yang berkolaborasi dengan Creatilatory menyiapkan pertunjukan audio bernuansa horor selama 1,5 jam. Cerita berjudul Prahara Tarawangsa itu akan menguji nyali pengunjung di bekas gedung bioskop De Majestic Jalan Braga pendek, Bandung, mulai 29-31 Juli 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Teriakan pengunjung akan mempengaruhi yang lain, mereka jadi bagian dari pertunjukan,” kata Produser Pelaksana Hagi Hagoromo saat konferensi pers secara daring, Senin, 18 Juli 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, pengunjung akan memasuki ruangan dengan suasana seperti di bioskop. Tayangan video akan menjadi pembuka sekaligus pengantar ke pertunjukan utama yaitu cerita horor dari suara. Untuk meningkatkan intensitas dan suasana pertunjukan, tim memasang tata suara melingkar atau surround system dengan menggunakan lima saluran speaker dan sebuah subwoofer.
Ide pertunjukan itu di antaranya berasal dari sandiwara radio yang dulu pernah berjaya seperti Saur Sepuh dan Tutur Tinular. “Audio punya kemampuan untuk membangkitkan theatre of mind,” ujar Hagi.
Panitia menyarankan agar pengunjung menitipkan semua gawai yang dibawa untuk menghindari gangguan cahaya atau suara selama pertunjukan. Selain mengajak pengunjung umum dengan harga tiket Rp 125 ribu, panitia berencana mengajak tamu khusus yaitu dari kalangan disabilitas netra. Setiap hari akan digelar 3-4 kali pertunjukan dari siang hingga malam.
Lakon Prahara Tarawangsa melibatkan lima orang pengisi suara, di antaranya Candil eks vokalis band Seurieus dan penyanyi Tiara Effendy. Menurut Tiara, sebelumnya dia belum punya pengalaman mengisi suara dan menghadapi kesulitan teknis sewaktu dubbing. “Adegan teriak-terika ternyata suaranya over jadi harus diulang lagi,” katanya.
Selain itu luas ruangan untuk proses pengisian suara juga terbatas. Kondisi itu pun ikut membatasi ruang gerak termasuk untuk adegan berteriak. “Tapi dari keterbatasan yang ada itu bisa dimanfaatkan,” ujarnya. Total pengisi suaranya berjumlah lima orang dengan berbagai peran.
ANWAR SISWADI
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.