Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Kalangan perancang yang tergabung dalam Yayasan Bandung Desain Kolektif menggelar Bandung Design Biennale sejak 1-28 Oktober 2023. Dihelat sejak 2017, acara dua tahunan itu kini bertema Sekitar. “Kita berangkat dari apa yang bisa desain lakukan, artinya kepedulian, partisipasi, dan impak terhadap sekitar kita,” ujar R.A. Dita Saraswati dari Dewan Pengawas Yayasan Bandung Desain Kolektif, Rabu, 4 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bandung Design Bienalle melibatkan 50 peserta. Mereka berasal dari studio maupun desainer grafis atau desain komunikasi visual, interior, produk, arsitektur, dan fashion. Lokasi pameran, diskusi, atau workshop tersebar di berbagai tempat. “Masing-masing studio membuat acara di tempatnya,” kata Dita.
Acara Apa Saja di Bandung Design Biennale
Beberapa acara yang ditampilkan seperti Design Statement, yaitu pameran untuk menampilkan hasil karya para desainer sesuai tema Sekitar. Kemudian ada Design Camp yang menjadi ajang bagi desainer berkumpul sambil berkemah di Taman Pramuka Bandung pada 7-8 Oktober 2023. Ada juga perbincangan desain dari sudut pandang hobi yang akan membuka jaringan bagi para pesertanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara Design Forum Conference dibuat untuk memfasilitasi kegiatan forum berbagi pengetahuan terkait desain. Acaranya dijadwalkan pada 21 – 22 Oktober 2023 di Gastro Central Pullman Bandung. Sedangkan Design Trail yang bekerja sama dengan lebih dari 20 studio desain di Bandung dapat dikunjungi publik untuk mengenal proses dan karya mereka.
Mukomi Studio misalnya melakukan gerakan lewat pelatihan bahasa isyarat bagi calon guru pada program bertajuk Bandung Ramah Difabel. Kemudian ada kolaborasi Studio Stocker House dengan warga Kampung Cibarani di Jalan Ciumbuleuit dengan judul Bilik Tilik, Kotak Otak; Thingking of the Box. “Pameran instalasi di luar ruangan tentang zero waste,” ujar Dita.
Tujuan perhelatan Bandung Design Biennale menurutnya untuk menunjukkan bahwa desain punya berbagai upaya nyata untuk kehidupan masyarakat khususnya di Bandung. Selain itu juga dibahas permasalahan Kota Bandung ke depan untuk dicarikan solusinya oleh para desainer. “Agar kota menjadi layak huni,” kata pengajar Desain Komunikasi Visual lulusan Institut Teknologi Bandung itu.
Dirintis sejak 2017, Bandung Design Biennale dibuat karena ekosistem desain di Bandung telah dinamis. Dalam jaringan dan pertemanan itu para desainer juga punya kepedulian terhadap Kota Bandung. Ide bienalle muncul ketika beberapa studio desain ingin memamerkan hasil karyanya terkait solusi masalah di masyarakat.