Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Superman itu meleleh. Tegak berdiri dan tampak masih gagah, tapi kepala dan separuh badannya lenyap. Lelehan itu meluber ke perut dan jubahnya, tapi belum menyentuh pahanya. Cawatnya pun masih bersih. Lelehan yang berwarna merah sampai menggenang di antara kedua sepatunya. Patung setinggi manusia yang dipajang di depan halaman Singapore Art Museum tersebut mencolok mata.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo