Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Film Aruna dan Lidahnya resmi rilis di bioskop pada 27 September mendatang. Film garapan sutradara Edwin ini melibatkan Dian Sastrowardoyo, Nicholas Saputra, Hannah Al Rasyid, dan Oka Antara. Film ini mengangkat kisah persahabatan dan juga cinta kehidupan orang dewasa usia 30-an. Sebelum menyaksikan serunya film Aruna beberapa hari lagi, berikut Tempo sajikan beberapa fakta di balik film yang diangkat dari novel berjudul sama karya Laksmi Pamuntjak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Film kedua Palari Films bersama Edwin
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah sukses dengan film komersil pertama, Posesif yang juga menyabet penghargaan di Festival Film Indonesia tahun lalu, Palari Films bersama Edwin mencoba menggali ide baru lewat kisah dari novel Aruna dan Lidahnya. Nama Edwin sebelumnya lebih banyak dikenal menyutradarai film-film indipenden dan kerap tampil di beberapa festival film di luar negeri. Lewat Posesif, Edwin meraih penghargaan Piala Citra sebagai Sutradara Terbaik di FFI 2017.
2. Garis besar cerita
Aruna dan Lidahnya adalah kisah dari novel berjudul sama dari karyanya Laksmi Pamuntjak. Film ini menyorot kisah persahabatan empat orang yang berada di usia 30 tahunan. Aruna, Bono, dan Nad adalah sahabat yang dipersatukan oleh makanan. Sedangkan Farish, mantan rekan sekantor Aruna adalah orang yang tak begitu suka mengapresiasi makanan seperti Aruna dan kawan-kawan. Apakah ini film kuliner? Saat ditemui Tempo di kawasan Kemang beberapa waktu lalu, produser film Aruna, Meiske Taurisia mengungkapkan kalau film ini bukan sekadar film kuliner, ada kisah persahabatan, percintaan, dan hal-hal yang sesungguhnya ada di sekitar kita. Hampir semuanya diperbincangkan di atas meja makan. Sedangkan Edwin lewat keterangan media yang diterima Tempo, menyebut film ini sebagai sebuah dengan banyak bumbu.
3. Diadaptasi lepas dari novel
Menurut Meiske kisah Aruna dan Lidahnya tidak serta merta sama dengan apa yang ada dalam novel. Ada interpretasi sendiri yang dibangun terhadap karakter dan cerita saat diformulasikan dalam kisah film tanpa menghilangkan esensi dari sumber utamanya. Ada beberapa ramuan berbeda yang tak ada di dalam novel. Misalnya jumlah kota yang dikunjungi tak sebanyak dalam novel, atau beberapa sajian makanan yang dihadirkan pun tak semuanya sama.
4. Proses syuting
Syuting film Aruna dan Lidahnya dilakukan selama 25 hari di lima kota yaitu Jakarta, Surabaya, Pamekasan (Madura), Pontianak, dan Singkawang. Ada puluhan makanan yang dicoba para pemain film ini yang nanti bisa disaksikan penonton di bioskop.
5. Soundtrack film
Sebuah film tentu tak lengkap tanpa adanya kehadiran lagu di dalamnya. Film Aruna dan Liahnya menghadirkan beberapa suara vokal penyanyi perempuan seperti Yura Yunita dan Monita Tahalea. Lagu Takkan Apa milik Yura menjadi lagu utama film ini. Sedangkan Monita membawakan ulang lagu milik Rida Sita Dewi, Antara Kita yang hadir di tahun 90-an. Dengan sentuhan baru lagu bernuansa lawas turut dihadirkan di antaranya Aku Ini Punya Siapa yang dipopulerkan January Christy. Lagu Lamun Ombak karya Mondo Gascaro berduet dengan Aprilia Apsari juga turut hadir di film Aruna dan Lidahnya.