Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada Senin pekan lalu, 16 Oktober 2023, Studio Walt Disney, yang telah menjadi ikon dalam dunia animasi dan hiburan selama beberapa dekade, genap berusia 100 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Walt Disney bermula dari studio animasi telah mengalami berbagai lika-liku sepanjang sejarahnya. Dari awal pembuatan film hitam putih hingga era film berwarna, studio ini telah mengalami berbagai tantangan dan inovasi yang membentuknya menjadi raksasa perfilman dunia seperti sekarang ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Studio Walt Disney, yang didirikan pada 16 Oktober 1923 oleh dua bersaudara yaitu Walt Disney dan Roy O. Disney, telah berkembang menjadi salah satu studio film paling berpengaruh di dunia.
Awal Mula Disney
Dilansir dari Walt Disney Archives, Walt Disney tiba di California pada tahun 1923 dengan membawa sebuah film animasi pendek berjudul Alice's Wonderland. Film inilah yang menjadi pilot untuk seri Alice Comedies. Seri komedi animasi inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya Disney Brothers Cartoon Studio, yang kemudian berganti nama menjadi Walt Disney Studio.
Pada tahun 1927, Walt Disney beralih dari seri Alice ke seri animasi baru dengan tokoh bernama Oswald the Lucky Rabbit. Sayangnya, setelah satu tahun dan 26 film, Walt kehilangan hak atas Oswald. Ia pun belajar untuk memastikan memiliki hak atas semua karyanya di masa depan.
Setelah kehilangan Oswald, Walt menciptakan tokoh ikonik Mickey Mouse pada tahun 1928. Film animasi berjudul Steamboat Willie yang menampilkan Mickey Mouse dengan suara merupakan terobosan baru dalam dunia animasi. Kesuksesan Mickey Mouse sebagai bintang animasi membuka jalan bagi Walt Disney untuk terus bereksperimen dan berinovasi.
Pada tahun 1930-an, Walt memperkenalkan seri animasi Silly Symphonies yang menjadi wadah bagi para animatornya bereksperimen dengan cerita dan musik. Film animasi berwarna pertama, Flowers and Trees dari seri ini memenangkan Oscar pertama untuk Disney pada tahun 1932.
Kehadiran suara dan warna dalam animasi Disney membuat karya-karyanya semakin hidup dan disukai penonton. Namun Walt masih merasa ada yang kurang, yaitu dimensi ketiga dari dunia nyata.
Pada tahun 1937, Disney memperkenalkan multiplane camera yang mampu menangkap gambar dengan kedalaman perspektif yang realistis layaknya film live-action. Inovasi ini terlihat jelas pada film animasi panjang pertama Disney, Snow White and the Seven Dwarfs.
Setelah sukses besar Snow White, Walt semakin yakin animasi fitur panjanglah yang akan menjadi masa depan studionya. Ia terus bereksperimen dan mengambil risiko dengan proyek-proyek mahal seperti Pinocchio, Fantasia, dan Bambi pada tahun 1940-an.
Perang Dunia II menjadi tantangan bagi Disney. Pasar film internasional terhenti dan pemerintah AS meminta Disney untuk fokus pada pembuatan film propaganda dan pelatihan militer. Setelah perang usai, Disney memerlukan waktu untuk bangkit kembali.
Baru pada tahun 1950-an, Disney kembali meraih kesuksesan besar dengan film-film seperti Cinderella dan acara TV reguler pertamanya, Disneyland anthology series. Pada tahun 1955, Disney membuka taman hiburan pertamanya, Disneyland, di Anaheim, California.
Keberanian Walt Disney berinovasi terlihat lagi pada tahun 1960-an ketika animasi buatan tangan mulai ditinggalkan studio lain. Disney justru membeli perusahaan animasi komputer Pixar dan menggabungkan animasi tradisional dengan CGI. Film seperti Who Framed Roger Rabbit menjadi tonggak sejarah dengan menggabungkan akting live-action dan animasi.
Pada 15 Desember 1966, Walt Disney meninggal dunia pada usia 65 tahun. Ia meninggal karena kanker paru-paru. Ia dimakamkan di Pemakaman Hutan Lawn di Los Angeles, California.
Roy O. Disney, yang setelah kematian Walt mengawasi pembangunan dan pembiayaan Walt Disney World, meninggal pada akhir tahun 1971, dan selama dekade berikutnya Disney dipimpin oleh tim termasuk Card Walker, Donn Tatum, dan Ron Miller yang telah dilatih oleh Disney bersaudara.
Sayangnya, setelah kematian Walt Disney pada tahun 1966, Disney sempat kehilangan arah. Film-film laris pun mulai berkurang pada tahun 1970-80an. Untuk membalikkan tren tersebut, Disney mendirikan label baru, Touchstone Pictures, dengan merilis Splash pada tahun 1984.
Pada saat yang sama, karena persepsi luas bahwa saham Disney dinilai terlalu rendah dibandingkan aset perusahaan, dua “corporate raiders” berusaha mengambil alih Disney. Upaya untuk menjaga perusahaan agar tidak terpecah belah berakhir ketika Michael Eisner dan Frank Wells masing-masing menjadi ketua dan presiden.
Dengan tim manajemen baru Michael Eisner dan Frank Wells, Disney kembali bangkit.
Dalam perjalanannya selama satu abad, Studio Walt Disney telah bertransformasi dari studio kecil menjadi raksasa perfilman dunia. untuk merayakan ulang tahun ke-100, Disney merilis film pendek "Once Upon a Studio" yang menampilkan 543 karakter Disney dari lebih dari 85 film panjang dan pendek.
M RAFI AZHARI | NOVITA ANDRIAN | REUTERS | THE WALT DISNEY COMPANY
Pilihan editor: Studio Walt Disney Sudah Lewati 100 Tahun, Ini Profil Duo Disney