Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sosok

Storytelling, Cara Promosi Menarik Produk Ekonomi Kreatif

Storytelling banyak digunakan pegiat ekonomi kreatif untuk memperkenalkan produk mereka.

14 September 2018 | 09.45 WIB

Budi Setyarso di Kombet Kreatif Kendari. Pemimpin Redaksi Koran TEMPO ini mendampingi pegiat ekonomi kreatif berlatih menulis storytelling untuk menarasikan produknya. TelusuRI/Fadwa
material-symbols:fullscreenPerbesar
Budi Setyarso di Kombet Kreatif Kendari. Pemimpin Redaksi Koran TEMPO ini mendampingi pegiat ekonomi kreatif berlatih menulis storytelling untuk menarasikan produknya. TelusuRI/Fadwa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Kendari - Keseruan program Komunitas Bekraf dan Tempo Institute (Kombet) Kreatif yang mengumpulkan para pegiat dan komunitas ekonomi kreatif di Kendari, Sulawesi Tenggara, berlanjut di hari kedua. Mereka belajar bagaimana cara ampuh meningkatkan nilai produk atau brand mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Salah satu cara jitu yang digunakan yakni dengan storytelling atau penceritaan. Storytelling banyak digunakan perusahaan-perusahaan untuk memperkenalkan produk mereka. Mengapa storytelling? Karena cara ini adalah cara mempromosikan produk tanpa harus terlihat seperti sedang beriklan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat ini pelanggan ogah dibombardir promosi mereka ingin terkoneksi dengan brand atau produk yang ditawarkan. Dengan bercerita Konsumen bisa mengetahui nilai dari produk.

“Pendekatan storytelling ini sebenarnya untuk teknik pemasaran promosi tanpa beriklan," kata Pemimpin Redaksi Koran Tempo Budi Setyarso, Kamis, 13 September 2018 di Kendari, Sulawesi Tenggara.

Menurut Budi, bisa jadi cerita-cerita dari brand itu berdekatan dengan kegiatan sehari-hari konsumen. "Jadi dari situlah dia tertarik untuk membeli produk yang kita jual.”

Dia memberi contoh iklan sebuah produk bank di Thailand dikemas sangat memikat dengan teknik penceritaan yang apik. Kisahnya tentang seorang anak berumur sekitar 9 tahun, yang ingin membeli teleskop seharga 2500 bath yang dijual di sebuah store yang tak jauh dari rumahnya. Untuk bisa mendapatkan teleskop si anak rela menahan godaan tidak membelanjakan uangnya membeli semua yang disukai, seperti es krim dan tidak bermain game.

Singkat cerita, meski pada meski sudah berusah payah menabung, si anak tetap tidak bisa membeli teleskop karena tiba-tiba saja harga teleskop naik 3500 bath.

Nah dari kisah itu, pesan yang ingin disampaikan adalah ajakan bank yang ingin mempromosikan produk investasi saham dan memiliki keunggulan dari sekadar menabung konvensional.

Saat berlangsung sesi diskusi, Budi membagikan tips storytelling yang jitu. Katanya, ide bisa berupa apa saja, meski itu hal-hal yang sepertinya sederhana. Yang terpenting adalah mengenali keistimewaan produk lalu menuangkannya dalam narasi cerita yang menarik. Tidak perlu menggunakan kata-kata bombastis.

Prinsipnya menuliskan narasi brand sebenarnya tak jauh berbeda dengan menulis berita. Salah satu element yang terpenting adalah kejujuran. Dalam bercerita tentang produk jangan pernah membuat cerita yang bohong. Hal lainya yang juga penting memperkuat narasi storytelling berceritalah secara lugas dan fokus pada konten produk.

“ Cerita yang dibuat bukan fiksi, jangan membuat statement yang berbeda dengan kenyataan, karena dampaknya ketika konsumen membeli produk kita mereka tidak puas dan ini akan merusak kredibiltas produk yang sudah kita tawarkan,” kata Budi.

Selain sesi storytelling sesi fotografi, Fadwallangka dari TelusuRI, membagikan trik fotografi dan kreatif memanfaatkan barang-barang biasa yang ada di sekitar untuk mendukung konsep produk agar lebih eye cathing. Fadwal mengatakan produk yang baik juga harus didukung dengan gambar yang ciamik meski hanya menggunakan kamera dan peralatan pendukung sederhana.

“ Foto yang menarik juga mendukung kekuatan konten produk, namun tidak perlu bingung barang-barang sederhana di sekitar kita, kertas, kain, alat dapur asalkan mau berkreasi bisa digunakan kok,” ujarnya.

Di Kendari Kombet Kreatif berlangsung selama tiga hari sejak 12 hingga 14 September, diikuti hampir 40 lebih penggiat usaha kreatif di Kota Kendari, Baubau dan Muna, dengan menghadirkan kretaor inspiratif yang berbagi pengalaman dan semangat berkreasi, seperti Arief Budiman pakar branding sekaligus Sekjen ICCN. Juga ada CEO NAH Project, Rizki Arif Dwi, produsen sepatu yang brandnya terkenal setelah Presiden Joko Widodo menggunakan sepatu dalam helatan ASIAN Games 18.

Kombet Kreatif merupakan program Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bersama Tempo Institute melakukan pendampingan komunitas kreatif di 12 Kota di Indonesia. Termasuk Kota Lulo Kendari salah satu Kota yang menjadi lawatan program ini.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus