Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Film

Upi Menolak Menyutradari Film Pertaruhan, Ini Alasannya

Sutradara My STupid Boss menolak menyutradarai film Pertaruhan,
karena dinilai sudah tak menantang lagi.

15 Januari 2017 | 12.07 WIB

Aktor Reza Rahadian mendapat penghargaan pada gelaran Festifal  film Indonesia kategori pemeran utama Pria terbaik dengan film My Stupid Boss di Tim, Jakarta, 6 November 2016. TEMPO/M Iqbal Ichsan
Perbesar
Aktor Reza Rahadian mendapat penghargaan pada gelaran Festifal film Indonesia kategori pemeran utama Pria terbaik dengan film My Stupid Boss di Tim, Jakarta, 6 November 2016. TEMPO/M Iqbal Ichsan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -- Tahun lalu, karier sutradara Upi bersinar. Ia menyutradarai film My Stupid Boss yang dibintangi Reza Rahadian dan Bunga Citra Lestari dan meraih 3 juta penonton lebih.


Dengan penonton sebanyak itu, My Stupid Boss bertengger di peringkat tiga film terlaris 2016 dan duduk di posisi enam film Indonesia terlaris sepanjang masa. Belum lagi bonus tiga Piala Citra dari Festival Film Indonesia pada November tahun lalu.


Sejak itu, Upi menerima banyak tawaran menulis naskah dan menyutradarai film. Salah satunya, Pertaruhan. Namun Upi menolaknya. “Tahun 2016, saya diminta menyutradarai film ini. Tapi maaf, bagi saya ini sudah tidak menantang lagi. Mengingat, saya sudah bikin tema serupa di film Serigala Terakhir. Saya lebih senang jika ada sutradara baru yang menggarap film ini dengan sudut pandang yang baru. Hasilnya tentu lebih fresh,” kata Upi beralasan.


Cerita lengkapnya begini. “Saya selesai menulis skenario Pertaruhan tahun 2006. Bahkan sebelum film Serigala Terakhir dibuat. Kemudian saya bertemu dengan sahabat saya, (sutradara) Krishto Damar Alam,” kata Upi di Jakarta, pekan ini. Kepada Upi, Krishto mengatakan ingin membikin film tentang kakak beradik dan keluarga. Upi kemudian memoles dan menyodorkan sebuah naskah. Naskah itu kemudian dijajakan ke beberapa produser. Sayangnya, banyak produser belum siap. Mereka bilang cerita itu berat, terlalu laki-laki, sementara pasar film Indonesia didominasi perempuan. Yang artinya, dibutuhkan banyak cerita dari sudut pandang tokoh perempuan. Skenario itu terbengkalai selama 10 tahun. Nah, pada 2016, naskah itu dilirik produser Investasi Film Indonesia, Adianto Sumardjono, dan Upi ditawari menyutradarai film itu namun ia menolak. *


Tabloidbintang.com


 


 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Muhammad Kelik Nugroho koran

Muhammad Kelik Nugroho koran

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus