Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DUTA Besar Inggeris untuk Indonesia, G. Ford yang giat itu
berkunjung ke Palu, Sulawesi Tengah. Bersama istri ia
dielu-elukan. Apalagi itu proyek irigasi Gumbasa (biarpun
penyelesaiannya agak senen-kemis) mendapat bantuan tenaga ahli
dan peralatan dari kerajaan Inggeris.
Gubernur Tambunan juga membuat acara agar Ford dan rombongan
sempat melihat-lihat pohon-pohon cengkeh yang mulai setinggi
pinggang, yang kini bertebaran di bukit-bukit Kulawi. Kulawi
berpenduduk 22.000 orang. Bagi kota kecil itu, melihat sekian
orang kulit putih adalah atraksi tersendiri yang paling menarik.
Apalagi Ford yang diterima secara adat dan juga diberi pakaian
adat, harus berjalan kaki cukup jauh dengan kaki telanjang.
Suami isteri Ford juga turut menari, memasuki rumah adat
bamaru nurmawarni upacara, upacara pepantodui yaitu meletakkan
kaki diatas kapak dalam baki kuningan dan diiringi
mantera-mantera Nyonya Ford yang juga mengenakan rok Kulawi
yang bersusun tiga. juga turut upacara palangka makan daging
rebus di atas tempurung dan keduanya makan dengan tangan biasa.
Tampaknya Ford cukup puas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo