Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INI cerita tentang Fuad Hassan dan kuda. Tempatnya di Balai Persatuan Tamansiswa Yogyakarta, bukan arena pacuan kuda. Di hari Kebangkitan Nasional, Sabtu dua pekan lalu, itu Fuad berceramah. Tapi sebelumnya ia disuguhi lagu-lagu perihal kuda oleh paduan suara Tamansiswa yang beranggotakan 45 anak-anak. Begini sepenggal syairnya. Lihatlah kami anggota Pordasil Pencinta kuda teman karib kami/Tetapi ini kuda istimewa/Makannya roti dilapis mentega/Lihatlah kami anggota Pordasi/Persatuannya orang yang berdasi/Tetapi ini kuda istimewa/Makannya singkong diseligi ketela. Lagu itu dilanjutkan tembang Jaranan dalam bahasa Jawa: Jaranan, jaranan, jarane jaran Teji.... Keruan saja Fuad, menteri yang juga Ketua Umum PB Pordasi (Persatuan Olahraga Berkuda Indonesia) itu, tersenyum. "Memang, lagu Pordasi itu saya ciptakan khusus untuk Pak Fuad," kata Ki Suratman, Ketua Umum Majelis Luhur Tamansiswa. Lagu itu diciptakan Ki Suratman ketika pembahasan UU Sistem Pendidikan Nasional, "di sela-sela sidang yang padat dan alot."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo