TEMPO.CO, Jakarta - Melalui Menteri Luar Negeri, Marty M. Natalegawa, Indonesia menyatakan dukungan terhadap PBB dalam gerakan antisenjata nuklir dunia. Hal tersebut dibuktikan dengan penyerahan instrumen ratifikasi Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji-Coba Nuklir (CTBT) kepada Sekjen PBB sebagai depositary Traktat melalui "Under-Secretary General for Legal Affair", Ms. Patricia O’Brien, kemarin, Senin, 6 Februari 2012, di New York, Amerika Serikat.
Dalam siaran persnya, Marty mengatakan penyerahan instrumen ratifikasi menunjukkan komitmen Indonesia untuk mewujudkan visi dunia tanpa senjata nuklir. Penyerahan tersebut juga sebagai tanda penuntasan rangkaian proses ratifikasi Indonesia pada traktat setelah Dewan Perwakilan Rakyat mengesahkan Rancangan Undang-Undang Republik Indonesia tentang Pengesahan Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji Coba Nuklir tanggal 6 Desember 2011.
Selanjutnya RUU ditandatangani oleh Presiden RI tanggal 4 Januari 2012 dan diundangkan pada Lembaran Negara No. 1 tambahan Lembaran Negara No. 5269. “Dengan meratifikasi traktat tersebut, maka akan semakin membuka peluang bagi Indonesia untuk mendorong negara lain yang belum meratifikasi Traktat CTBT untuk segera meratifikasinya,” sambung Marty.
Dalam kesempatan penyerahan instrumen tersebut, Menlu RI dan Sekjen PBB sepakat untuk memanfaatkan momentum ratifikasi Indonesia untuk mendesak negara-negara Annex II lainnya untuk meratifikasi Traktat CTBT. Negara-negara pada Annex II yang belum melakukan ratifikasi CTBT adalah Cina, Korea Utara, Mesir, India, Iran, Israel, Pakistan dan Amerika Serikat.
Selain itu, Menlu RI juga membahas berbagai permasalahan dan situasi global dewasa ini. Perkembangan politik dan keamanan di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara dan perkembangan di Selat Hormuz adalah beberapa isu yang menjadi pembahasan Menlu RI dan Sekjen PBB. Selain itu, Menlu RI juga menyampaikan berbagai perkembangan positif di kawasan Asia Tenggara sepanjang tahun 2011 selama masa keketuaan Indonesia di ASEAN.
Seperti perkembangan di Myanmar dan kondisi yang kondusif di perbatasan Kamboja dan Thailand, perkembangan di Myanmar, Laut Cina Selatan, Kawasan Bebas senjata Nuklir di Asia Tenggara dan isu kerja sama maritim. “Sekjen PBB menggarisbawahi peran dan kepemimpinan Indonesia dalam mendorong seluruh pekembangan positif di kawasan. Kontribusi yang diberikan Indonesia diakui oleh masyarakat internasional, termasuk PBB,” kata Menlu RI.
INDRA WIJAYA
Berita lain:
Janji Anas: "Jika Terlibat, Saya Tak Berpolitik Lagi"
Angie Resmi Nonaktif dari Demokrat
Apa Sesungguhnya Ultimatum SBY ke Anas?
Begini Cara BNN Mengintai Pilot Nyabu
Sedekat Apa Anas dengan Angie?
Dari Innalillahi hingga Kicauan Angelina Sondakh
George Aditjondro Jadi Tuna Wisma