TEMPO.CO, Makassar - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Makassar menilai pemerintah semestinya menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) secara bertahap. Sekretaris MTI Makassar Lambang Basri Said mengatakan kenaikan BBM yang terlampau tinggi mengakibatkan masyarakat kaget karena harga kebutuhan pokok juga akan melambung tinggi.
"Apalagi masyarakat kalangan menengah ke bawah," katanya.
Lambang memprediksi akan muncul gejolak berupa aksi protes dari kalangan pengusaha angkutan dan sopir. Oleh karena itu, semestinya pemerintah menetapkan kenaikan harga BBM secara bertahap agar masyarakat tidak kaget. "Misalnya, pemerintah menaikkan Rp 500 per liter setiap tahun," kata Lambang. Dengan begitu, masyarakat tidak akan terlalu merasakan kenaikan beban.
Tingkat kenaikan BBM sebesar Rp 1.500 per liter yang akan mulai berlaku 1 April 2012 juga dinilai terlampau tinggi. "Besarnya kenaikan hampir 50 persen, ini terlalu membebani masyarakat," ujarnya.
Ketua Organisasi Angkutan Daerah (Organda) Makassar Rahi Bustan mengatakan kemungkinan kenaikan tarif angkutan hingga 30 persen setelah penetapan kenaikan harga BBM. Tarif angkutan di Makassar, dari Rp 3 ribu akan menjadi Rp 4.500 per orang. "Ini adalah tarif yang paling sesuai dengan besarnya kenaikan harga BBM," ujarnya.
Rahi menambahkan, kenaikan harga BBM akan berpengaruh terhadap harga onderdil kendaraan. "Padahal, selama ini tidak ada regulasi yang mengatur soal harga onderdil kendaraan," ujarnya.
ANISWATI SYAHRIR
Berita Terkait:
YLKI: Kenaikan Harga BBM Tak Lebih dari Rp 1.000
Harga BBM Subsidi Diperkirakan Naik 1 April
BBM Naik, Inflasi Berpotensi Meleset dari Target
Migas Indonesia Habis untuk Subsidi BBM
Tarif Angkutan Diperkirakan Naik 35 Persen
Presiden Telat Naikkan Harga Minyak