TEMPO.CO, Jakarta - Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi segera mendapat respons dari kalangan pengusaha angkutan umum. Ketua Organisasi Angkutan Darat Eka Sari Lorena Soerbakti mengatakan kenaikan harga bahan bakar bersubsidi sebesar Rp 1.500 per liter akan mendorong kenaikan tarif angkutan 30 hingga 35 persen.
“Kenaikan ini belum dihitung dari efek domino kenaikan harga suku cadang,” katanya, Kamis, 23 Februari 2012. Padahal, tanpa kenaikan harga minyak, harga spare part naik berkala rata-rata setiap satu semester.
“Harga bahan bakar menyumbang 30 hingga 40 persen terhadap ongkos operasional angkutan,” ujar Eka Sari. Besarnya kontribusi ini akibat buruknya infrastruktur jalan sehingga waktu kerja angkutan bertambah lama namun jarak yang ditempuh pendek.
Sebelumnya, rencana kenaikan tarif bus antarkota antarprovinsi kelas ekonomi telah dikaji oleh Kementerian Perhubungan. Besarnya sekitar 18 persen. Direktur Lalu Lintas Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan Sudirman Lambali mengatakan kenaikan tarif itu hanya memperhitungkan kenaikan harga suku cadang, belum memasukkan kenaikan harga BBM bersubsidi. “Kapan naiknya, masih dibahas di internal kementerian,” katanya, Senin lalu, 23 Februari 2012.
Keluhan juga datang dari Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta Yuli Sugiarto, karena kenaikan harga minyak secara otomatis mendorong kenaikan ongkos produksi. “Terutama perajin kecil yang dikhawatirkan tidak mampu menanggung beban ongkos produksi itu,” kata dia.
Padahal para pengusaha kerajinan dan mebel tidak bisa serta-merta menaikkan harga produk untuk mengkompensasi tambahan ongkos itu. “Sebab, pasar yang masih lesu juga akan menghambat penjualan produk,” kata Yuli.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta Istijab M. Danunagoro memperkirakan kenaikan harga BBM bakal memaksa sejumlah pengusaha menaikkan tarif hotel. “Sebesar 30 persen biaya operasional disumbang oleh komponen minyak. Kenaikan harga BBM tentu mempengaruhi kinerja dan ongkos operasional hotel.”
AKBAR TRI KURNIAWAN | MUHAMMAD RIZKI | MUH SYAIFULLAH
Berita Terkait:
Presiden Telat Naikkan Harga Minyak
Subsidi BBM Membengkak, Pemerintah Pangkas Belanja
Krisis Iran Picu Kenaikan Harga BBM
Naikkan Harga Premium, Menteri Harus Sowan ke DPR
Menteri Agus Lega Presiden Isyaratkan Kenaikan BBM
Pemerintah Resmi Keluarkan Perpres Harga Baru BBM
PDIP Tolak Rencana Kenaikan Harga BBM
Pembatasan BBM Dinilai Merugikan Rakyat