TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga memutuskan menghentikan subsidi untuk tim nasional Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. "Kami stop bantuan untuk timnas sepak bola sejak kisruh yang berujung pelarangan pemain tertentu memperkuat timnas dilakukan," kata Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng di gedung Kementerian Pemuda dan Olahraga, Senin, 5 Maret 2012 kemarin.
Andi menegaskan penghentian subsidi itu akan terus dilakukan sampai diskriminasi berakhir. Timnas, menurut dia, seharusnya tidak diskriminatif dalam memilih pemain yang bisa memperkuat timnas. "Sehingga timnas bisa diperkuat semua pemain terbaik di seluruh Tanah Air."
Timnas kalah telak 0-10 oleh Bahrain dalam partai terakhir babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2014 Grup E Zona Asia di Manama, Bahrain, Rabu, 29 Februari 2012 pekan lalu. Setelah tidak punya harapan lolos ke putaran berikutnya, PSSI menurunkan timnas U-23 saat tampil di Manama itu. Dalam pertandingan itu, PSSI tidak merekrut pemain yang tampil di Liga Super Indonesia. Pasalnya, mereka hanya mengakui Liga Primer Indonesia sebagai kompetisi resmi dan mengharamkan Liga Super.
Bulan lalu PSSI mengajukan dana kepada pemerintah Rp 40 miliar untuk kepentingan timnas dari tingkat usia di bawah 15 tahun, U-17, U-19, U-21, U-23, sampai senior. PSSI, menurut Andi, harus berintrospeksi diri dan segera menyelesaikan kisruh internal. Penghentian subsidi untuk timnas itu, kata Andi, adalah salah satu cara menekan PSSI agar kisruh itu segera beres.
"Sesuai aturan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA), kami kan tidak boleh mengintervensi. FIFA sangat sensitif soal itu. Jadi itu (penghentian subsidi) salah satu cara kami agar masalah segera usai," kata Andi menjelaskan.
Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin mengatakan diskriminasi itu dilakukan karena PSSI patuh kepada FIFA. Organisasi itu melarang pemain berkompetisi di liga ilegal untuk memperkuat timnas. "Maka kami imbau mereka (yang kontra kepada PSSI) untuk kembali ke "rumah". FIFA mengakui kami sebagai regulator sepak bola resmi di Indonesia, jadi mari sama-sama perbaiki," ujar Djohar.
Ia menyambut baik pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang meminta PSSI mendengar saran dari masyarakat dan segera menyelesaikan kisruh internal. "Itu (pendapat Presiden) bagus. Kami pada dasarnya siap selesaikan masalah ini," katanya. Hanya, Djohar meminta mereka yang kontra terhadap PSSI lebih proaktif. "Mari selesaikan saja, karena bangsa yang rugi."
ARIE FIRDAUS | ARYANI KRISTANTI
Berita Terkait:
SBY: Introspeksi Pertandingan Bahrain
SBY: PSSI Jangan Sibuk Berantem!
RI Keok Lawan Bahrain, SBY Pun Gelar Jumpa Pers
Djohar Didesak Mundur dari PSSI
Keok dari Bahrain, PSSI Protes Wasit ke FIFA
Keok dari Bahrain, PSSI Malah Tuding Wasit Buruk
Timnas Kebobolan 10 Gol, Pengurus PSSI Didesak Mundur
Gelar KLB, KPSI Anggarkan Dana Rp 1 Miliar