TEMPO.CO, Jakarta -Pesawat Sukhoi Superjet 100 jatuh di Gunung Salak, Bogor pekan lalu. Sampai kini penyebab kecelakaan masih diselidiki. Pengamat Penerbangan Chappy Hakim menyatakan pilot harus mempelajari rute yang hendak diterbanginya.
“Gak ada pilot lokal interlokal, siapa saja pilot kalau mau terbang harus pelajari rute,” kata Chappy tentang kemungkinan kesalahan pilot yang tak tahu medan Gunung Salak sebagai penyebab kecelakaan. “Bukan karena dia pilot Rusia dia gatau gunung salak? Dia bukan penerbang kalau tidak tahu Gunung Salak. Karena dia harus bikin flight plan. Apalagi pesawat canggih di situ dia bisa masukin ke program.”
Menurut Chappy, bisa saja pesawat melakukan manuver saat joy flight. Alasannya, pada prinsipnya seseorang yang ingin menjual, memanjakan mereka yang dibawa terbang. “Tapi kadang-kadang ada yang bermanuver berlebihan kita tidak tahu juga,” kata dia. “Itu kan penyimpangan. Yang jelas sulit mempercayai pesawat modern seperti Sukhoi dan penerbang profesional menabrak gunung, apalagi itu moment promosi. Sulit dipercaya.”
Sukhoi Superjet 100 RA 36801 berangkat dari Landasan Udara Halim tanggal 9 Mei 2012 sekitar pukul 14.21 WIB untuk uji coba. Namun pesawat tersebut hilang kontak sekitar pukul 14.33. Saat hilang, pesawat berada di titik koordinat 06.43 menit 08 detik lintang selatan dan 106.43 menit 15 detik bujur timur di daerah Gunung Salak, perbatasan Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat. Pesawat diperkirakan mengangkut 45 penumpang, enam di antaranya warga negara Rusia.
ANANDA PUTRI | RINA WIDYASTUTI
Berita Terkait
Tragedi Sukhoi, Chappy Hakim: Titanic Saja Terjadi
Ahli DNA Rusia Bantu Identifikasi Korban Sukhoi
Data Ante Mortem Korban Sukhoi Lengkap
Ada Tiga Mayat Dekat Bodi Pesawat Sukhoi
Badan Pesawat Sukhoi Ditemukan Tertimbun