TEMPO.CO, Jakarta -- Perwakilan Kerja Sama Operasional PT Adhi Karya dengan PT Wijaya Karya dalam proyek kompleks olahraga Hambalang, Heryanto, mengatakan ada tiga opsi langkah yang bisa diambil kontraktor untuk mengatasi lahan di area bawah yang ambles Desember 2011.
Opsi pertama, kata Heryanto, adalah membuat bangunan baru di tanah yang lama.
Kedua, memindahkan lokasi bangunan yang semula diproyeksikan berdiri di zona bawah. "Kalau relokasi tidak bisa, (karena) ada bangunan lain, ya dikorbankan," ujarnya saat ditemui di Hambalang, Rabu, 30 Mei 2012. Opsi terakhir adalah tidak membangun tempat latihan bulu tangkis.
Dua bangunan di area bawah atau zona tiga terpaksa dihancurkan KSO dengan alasan keselamatan. Bangunan itu adalah gedung bulu tangkis dan power house. Sebelumnya dua bangunan itu miring karena lahan di bawahnya ambles pada Desember 2011 karena guyuran hujan deras.
Menurut Heryanto, jika ada kemungkinan gedung latihan bulu tangkis batal dibangun, tidak demikian dengan power house di zona 3. "Harus dibangun, bisa tidak bisa. Kalau tidak dibangun satu, yang lainnya nanti tidak berfungsi. Sementara harus ada listrik di sini karena ada air," ujarnya.
Adapun Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng mengklaim kementeriannya telah meneliti lahan di Desa Hambalang, Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sebelum dilakukan pengerjaan fisik pada 2010 lalu. "Ada penelitian tentang tanah tersebut. Sejak itu dibangun asrama, masjid, dan lapangan sepak bola," kata dia di kantornya, Rabu 30 Mei 2012.
Bekas Menpora Adhyaksa Dault beberapa waktu lalu mengatakan Kemenpora di era kepemimpinannya membatalkan rencana membangun kompleks olahraga di Hambalang setelah mendapat rekomendasi dari geolog almarhum, J.A. Katili. Katili menyarankan kompleks sekolah atlet tak dilakukan di sana karena Hambalang masuk kawasan gunung berapi, seperti Gunung Galunggung dan Gunung Gede.
Setelah mendapatkan penjelasan dari Katili, Adhyaksa mengklaim Kemenpora langsung memberi penjelasan di hadapan Komite Olahraga Nasional Indonesia untuk menunda proyek sekolah atlet. Itulah sebabnya Adhyaksa mengaku heran karena di era kepemimpinan Menpora Andi Mallarangeng pembangunan kompleks olahraga di Hambalang dilanjutkan.
ISMA SAVITRI
Berita Terkait:
Klaim Asuransi Proyek Hambalang Diajukan Desember
8 Kejanggalan Proyek Hambalang
Dana Proyek Hambalang Ditahan DPR
Anggaran Hambalang Melonjak Karena Konsep Berubah
Data Bor Tanah Hambalang Perlu Dicek
Proyek Hambalang Dipastikan Molor