TEMPO.CO, Jakarta - PT Yodya Karya, konsultan perencanaan proyek pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional di Hambalang, Bogor, menyatakan PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya telah menjalankan konstruksi sesuai dengan perencanaan.
"Pekerjaan konstruksi baik di gardu listrik, lapangan bulu tangkis, maupun konstruksi jalan sesuai dengan perencanaan teknis dan spesifikasi yang kami berikan," ujar Sekretaris Perusahaan Yodya Karya, Johnny Richard, ketika ditemui Tempo di kantornya, Jakarta, Rabu 30 Mei 2012.
Proyek Hambalang yang melibatkan sejumlah politikus Partai Demokrat kini tengah menjadi sorotan. Pasalnya, tiga lokasi di proyek senilai Rp 1,2 triliun itu, yakni power house (rumah pembangkit listrik), lapangan indoor untuk lapangan teknis, dan bagian jalan ambles. Pembangunan power house sudah mencapai 80 persen, sedangkan pembangunan lapangan indoor baru berupa fondasi dan tiang.
Johnny mengatakan berdasarkan hasil penyelidikan tanah, jenis tanah di lokasi ambles sekitar 400 meter persegi itu adalah tanah lempung. Jenis tanah itu secara teknis relatif stabil dan dapat dimanfaatkan sebagai tanah dasar konstruksi.
Adapun Yodya Karya telah melakukan perencanaan termasuk di dalamnya melihat kondisi tanah di proyek Hambalang sejak 30 Agustus 2010 hingga 31 Desember 2011. Perencanaan proyek itu, menurut dia, sudah dijalankan sesuai dengan kaidah-kaidah konstruksi untuk tanah lempung.
Dia mengira amblesnya tiga lokasi itu disebabkan oleh gangguan kondisi alam yang ekstrem dan tidak terkendali. "Seumpama kami sedang membangun, lalu tiba-tiba ada hujan deras atau kondisi lainnya yang ekstrem, bisa jadi pembangunan bisa terganggu," katanya. Mengenai penyebab amblesnya ketiga lokasi di proyek Hambalang itu, dia tidak bisa menjawab.
SUTJI DECILYA
Berita lain:
Liku-liku Proyek Hambalang
8 Kejanggalan Proyek Hambalang
Dana Proyek Hambalang Ditahan DPR
Anggaran Hambalang Melonjak Karena Konsep Berubah
Data Bor Tanah Hambalang Perlu Dicek
Proyek Hambalang Dipastikan Molor