TEMPO.CO , Magetan: Ada kesamaan di balik sosok dan pemakaman dua korban tewas kecelakaan pesawat Fokker 27 yang dimakamkan di Kabupaten Madiun dan Magetan. Mereka adalah Sersan Satu (Sertu) Purwo Adiyanto, 39 tahun, dan Sersan Kepala (Serka) Wahyudi, 32 tahun.
Keduanya ternyata sama-sama lahir di bulan Juli. Sertu Purwo lahir pada 17 Juli 1973 sedangkan Serka Wahyudi lahir pada 14 Juli 1980. Selain memiliki bulan lahir yang sama, keduanya juga sama-sama dimakamkan di daerah asal mertuanya masing-masing.
Purwo dibawa ke rumah mertuanya di Jalan Rukun 22 RT 1 RW 1, Kelurahan Nglames, Kecamatan/Kabupaten Madiun dan dimakamkan di Desa Tiron, Kecamatan/Kabupaten Madiun. Sedangkan Wahyudi dimakamkan di Desa Kepuhrejo, Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan.
Purwo lahir di Situbondo dan dibesarkan di Kabupaten Pamekasan, Madura. “Atas permintaan istrinya, almarhum dimakamkan di Madiun,” kata kakak kandung almarhum Purwo, Edi Sugianto.
Sedangkan Wahyudi berasal dari Desa Tanjung, Kecamatan Bendo, Magetan, yang hanya berjarak sekitar tiga kilometer dari rumah mertuanya di Kepuhrejo. “Almarhum dimakamkan di Kepuhrejo atas permintaan istrinya,” kata adik ipar Wahyudi, Nanang Setiawan.
Purwo dan Wahyudi bertugas sebagai teknisi pesawat yang tergabung dalam Skuadron Udara 2 Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Jenazah keduanya diterbangkan dari Jakarta dan tiba di Lanud Iswahjudi, Madiun, Jumat siang, 22 Juni 2012. Setelah mendapat penghormatan, keduanya dimakamkan dalam upacara militer di kampung mertua masing-masing.
Purwo meninggalkan seorang istri, Yuli Wijayanti, dan tiga orang anak antara lain Rafif Wahyu Adiyanto, 12 tahun, Rizky Wahyu Adiyanto, 10 tahun, dan Zorif Kautsar Wahyu Adiyanto, 5 tahun. Purwo adalah anak ketiga dari empat bersaudara anak pasangan Sukarjan dan Sukarti. Sedangkan Wahyudi meninggalkan seorang istri, Fitri Wahyuni, dan satu orang anak yang masih berusia 1,5 tahun, Nabilla Aulia Az Zahro.
Sejumlah keluarga Purwo mengaku sebelum kecelakaan bermimpi aneh yang ternyata firasat kematian anggota keluarganya. “Saya mimpi ada orang yang membawa jenazah di rumah tapi tidak pakai baju dan banyak pasukan (tentara),” kata kakak kandung Purwo, Edi Sugianto. Istri Edi juga bermimpi ada mobil ambulans yang datang namun isinya kosong.
Sedangkan keluarga Wahyudi mengaku tak mendapat firasat apapun. Kakak ipar Wahyudi, Marzuki, mengatakan ia terakhir kali berkomunikasi dengan almarhum pada Januari 2012 lalu melalui telepon. “Dia sempat menanyakan kabar orang rumah dan mau pulang saat lebaran nanti,” kata Marzuki.
Pesawat Fokker 27 milik TNI AU jatuh di perumahan saat melakukan latihan di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma, Kamis, 21 Juni 2012. Sepuluh orang meninggal dan belasan terluka.
ISHOMUDDIN
Berita lain:
TNI Angkatan Udara Kandangkan Fokker 27
Hasil Investigasi Fokker Jatuh Tak Diumumkan
TNI AU: Fokker-27 Mungkin Terbang Satu Mesin
Pesawat Tua TNI AU Diminta Segera Diganti