TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Irak membatasi subsidi bahan bakar minyak meski negara tersebut kaya minyak. "Hanya orang kaya yang diuntungkan oleh subsidi, kebanyakan orang miskin tidak punya mobil," kata Wakil Perdana Menteri Irak Bidang Energi Hussain Al Shahristani di kantor Pertamina, Selasa, 26 Juni 2012.
Irak dikenal sebagai salah satu penghasil minyak tertua di dunia, dengan lapangan minyak skala besar sejak 1920-an. Saat ini cadangan minyak Irak mencapai 143 miliar barel atau setara dengan 11 persen cadangan minyak dunia. Adapun Indonesia kesulitan menembus lifting minyak 950 ribu barel per hari.
Produksi minyak di Irak juga terus menunjukkan peningkatan, mulai dari 700 ribu barel per hari lalu melonjak jadi 2,3 juta barel per hari pada 2010. "Dan saat ini mencapai rata-rata 3 juta barel per hari," kata dia. Awalnya, harga BBM lebih murah ketimbang sebotol air. Pada 2006, Hussain menambahkan, kebijakan subsidi BBM dikaji lebih kritis. Hasilnya, "Subsidi BBM dikurangi bertahap."
Masalah subsidi BBM yang ditemui di Irak juga hampir serupa dengan di Indonesia. Mulai dari banyak dinikmati oleh masyarakat yang tidak berhak disubsidi hingga maraknya penyelundupan di daerah-daerah perbatasan. "Dengan pengurangan subsidi, kami berhasil menekan konsumsi BBM hingga 40 persen dan menghentikan penyelundupan di daerah perbatasan," dia menegaskan.
GUSTIDHA BUDIARTIE
Berita Terkait
Gaji Dahlan Juga Dihibahkan untuk Ricky Elson
Tunggu Dahlan, Bupati Pangkep Duduki Semen Tonasa
Kasasi Kalah, Bank Mutiara Harus Bayar Nasabah
Menteri Armida : Indonesia Bukan Negara Gagal
Sriwijaya Masih Negosiasi Pembelian Jet Embraer
Survei Negara Gagal, Pemerintah Akui Buruk 2 Indikator
Ciputra Incar Kawasan Dekat Bandara di Sumatera