TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan menegaskan akan terus menggandeng Irak sebagai mitra strategis untuk menghadapi tantangan energi global sekaligus membawa dampak positif dalam sektor energi kedua negara.
Karen menuturkan, kerja sama di sektor energi dengan Irak, terutama dalam pengembangan lapangan migas, sudah dimulai sejak 2002 lalu saat diberikan hak untuk mengoperasikan Block 3 Western Dessert yang memiliki cadangan terbukti sebanyak 3 miliar barel.
Sayangnya, kegiatan eksplorasi di blok tersebut terhambat karena masalah keuangan dan invasi Amerika yang melanda Irak. "Saat ini kami sedang mencari kesempatan bekerja sama dengan Irak untuk mereaktivasi kembali Block 3 Western Dessert, juga khususnya untuk menjadi operator di Lapangan Tuba," ujar Karen ketika dijumpai di kantornya, Selasa, 26 Juni 2012.
Lapangan Tuba termasuk lapangan yang masuk tahap pengembangan di Irak. Lapangan tersebut mampu memproduksi minyak hingga sebanyak 180 ribu barel per hari. Lapangan ini sebenarnya sudah diincar Pertamina sejak Saddam Husein memimpin Irak. Untuk menjadi operator Pertamina saat itu harus bersaing dengan perusahaan minyak dari Taiwan dan India. Sayang, perjanjian untuk menjadi operator di lapangan tersebut belum sempat diteken sebab adanya masalah geopolitik yang melanda Irak.
Direktur Hulu Pertamina Muhammad Husen menambahkan, selain kedua ladang minyak tersebut, Pertamina juga berniat mengakuisisi ladang-ladang minyak Irak lainnya yang sudah masuk tahap produksi. "Strategi kami berangkat ke lapangan produksi hanya mengambil porsi, bukan jadi operator," ujarnya.
Untuk investasi, katanya, akan disesuaikan dengan dana yang dimiliki perseroan. Tahun ini, Pertamina mengalokasikan dana sebanyak Rp 52,8 triliun untuk mendukung kegiatan operasinya. Dari alokasi tersebut, sebesar 80 persen atau sebanyak Rp 42,24 triliun diperuntukkan pada sektor hulu.
Wakil Perdana Menteri Irak Bidang Energi Hussain Al Shahristani menyatakan bahwa sudah ada pembicaraan awal dengan Pertamina soal niatan untuk mendapat porsi di lapangan yang sudah produksi. "Kami bilang ada kesempatan untuk itu dan akan mendukung, tapi mereka harus bicara dengan perusahaan minyak di Irak secara kompetitif," dia menjawab.
Menurut dia, secara garis besar, perusahaan minyak Irak juga tertarik bekerja sama dengan perusahaan luar karena lapangan minyaknya terhitung besar dan kebutuhan investasinya juga sebanding.
GUSTIDHA BUDIARTIE
Berita Terpopuler
Gaji Dahlan Juga Dihibahkan untuk Ricky Elson
Tunggu Dahlan, Bupati Pangkep Duduki Semen Tonasa
Kasasi Kalah, Bank Mutiara Harus Bayar Nasabah
Menteri Armida : Indonesia Bukan Negara Gagal
Sriwijaya Masih Negosiasi Pembelian Jet Embraer
Survei Negara Gagal, Pemerintah Akui Buruk 2 Indikator
Ciputra Incar Kawasan Dekat Bandara di Sumatera