TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak delapan perusahaan dari tiga negara menyatakan ketertarikannya pada proyek kereta api Bandar Udara Soekarno-Hatta. Direktur Jenderal Perkeretaapian, Tundjung Inderawan, menyatakan ada tiga negara telah menyatakan ketertarikannya untuk melaksanakan proyek tersebut.
"Itu yang sudah menyatakan ketertarikannya secara langsung ke saya," ujarnya Rabu, 8 Agustus 2012.
Ketiga negara adalah Korea Selatan sebanyak dua perusahaan, Cina tiga perusahaan, Jepang tiga perusahaan, serta satu perusahaan lokal. "Soal nama perusahaannya, saya belum akan sebutkan sekarang," ujarnya.
Menurut dia, sejak awal pemerintah merencanakan proyek kereta api Bandara Soekarno-Hatta, banyak investor yang telah menyatakan ketertarikannya. Terus meningkatnya jumlah penumpang domestik ke bandara itu menjadi salah satu pertimbangannya.
Tundjung menambahkan, pemerintah menargetkan semua proses lelang pembangunan proyek kereta api Bandara Soekarno-Hatta bisa selesai tahun depan, sehingga rencana pengoperasian 2014 tercapai.
Hingga saat ini, ia belum bisa menyebutkan kapan proses lelang dilangsungkan, termasuk soal penggunaan teknologi kereta yang akan digunakan. Namun, ia menegaskan bakal mengambil perusahaan yang memiliki reputasi dengan penawaran yang menguntungkan Indonesia.
"Menawarkan itu bukan hanya nilai investasi tapi ada kondisi lain yg mesti dipertimbangkan," ujarnya. "Contohnya mungkin mereka minta keringanan tax (pajak), atau dukungan pemerintah soal dana kontruksi, Jadi sluruh faktor itu nanti dievaluasi."
Saat ini, lanjut dia, proses rencana pembangunan proyek tersebut tinggal menunggu jawaban terhadap lima trase (pilihan) rute yang ditawarkan pemerintah pusat kepada Pemerintah Provinsi Banten. "Itu yang harus segera ditunjuk oleh Pemda Tangerang sekarang," ujarnya.
Dalam pembicaraan itu, pemerintah menawarkan lima rute yang harus segera diambil Pemerintah Provinsi Banten. Jika hal itu selesai, pemerintah dalam waktu dekat segara mengeluarkan surat keputusan untuk penentuan trase. "Semoga bisa segera diselesaikan PT Kerata Api dalam waktu 1,5 tahun ke depan," ujarnya.
Sebelumnya, Tundjung mengatakan, pemerintah pusat telah menawarkan beberapa trase jalur, yakni Manggarai, Tanah Abang, Duri, Muara Angke, dan Pluit sebagai pintu masuk ke stasiun di Bandara. Namun setelah dokumen pertama di revisi, muncul trase alternatif di daerah Cikoko, Cawang, dan Halim.
Akibat perubahan itu, berimbas terhadap perubahan anggaran yang cukup signifikan, dari sebelumnya Rp 10 triliun pada dokumen lama, kemudian menjadi Rp 13 triliun, dan sekarang menjadi Rp 18,7 triliun setelah dilakukan penawaran lima trase.
JAYADI SUPRIADIN
Terpopuler:
Batavia Air Bakal Jadi Maskapai Berbujet Rendah
Dua Penyebab Hilangnya Satelit Telkom-3
Dahlan Rombak Direksi PT Dirgantara Indonesia
Isu Duit Iran Bikin Saham Standard Chartered Turun
Ternyata Stiker BBM Cepet Luntur
HSBC: Ekonomi Indonesia Tumbuh 6,1 Persen
Tahun Ini, Rel Ganda Utara Jawa Baru Rampung Separ
Kereta Cepat Sulit Lintasi Jalur Ganda
Jasa Marga Akuisisi Tol Cinere-Jagorawi Rp 137 Miliar
Puluhan Keluarga Tak Pernah Menikmati Listrik