TEMPO.CO , Yogyakarta:Menteri BUMN, Dahlan Iskan menemui ratusan perwakilan kelompok tani dari seluruh DI Yogyakarta saat menghadiri acara seminar Farmer Go To Campus "Menggagas Strategi Kebijakan Pangan Menuju Kesejahteraan Petani" di UGM pada Sabtu, 22 September 2012.
Pada acara yang diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian UGM itu, Dahlan mempersilahkan belasan perwakilan petani menyampaikan keluhannya. "Ini memang bukan bidang saya, tapi Presiden sudah minta kementrian BUMN perhatikan sektor pertanian," ujar Dahlan di depan ratusan pengurus kelompok tani dari semua kabupaten di DIY itu.
Baca Juga:
Isi curhatan para petani itu beragam, ada keluhan, tapi muncul juga cerita sukses. Misalnya, Munawar, Ketua Gapoktan Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul mengeluhkan masalah umum bagi petani seperti telatnya pengiriman benih dan pupuk bersubsidi saat musim tanam tiba.
Lalu, Anang Sanjaya, Ketua Asosiasi Gapoktan Kabupaten Sleman mengeluhkan susahnya mengakses pinjaman modal ke Bank Rakyat Indonesia (BRI) meski sudah ada program kredit lunak KKPE (Kredit Program Ketahanan Pangan dan Energi). "Kami sudah komunikasi dengan BRI, tapi baru tiga Gapoktan yang diberi pinjaman," kata dia di depan Dahlan.
Selain keluhan, cerita sukses petani sampai pula ke telinga Dahlan. Sarjuni, Ketua Gapoktan Desa Bawuran, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul menceritakan kawasan tempat tinggalnya awalnya kesulitan air dan terhitung kawasan kering karena terletak di perbukitan batu cadas. Lalu, warga di kawasanya berinisiatif mengerjakan pipanisasi yang menyalurkan air dari sungai besar ke kawasan permukiman lebih tinggi. "Sekarang kami kelebihan air, dan Gapoktan kami mewakili DIY di kompetisi nasional," kata dia.
Mendengar kisah-kisah mereka, Dahlan berjanji membantu sebisa mungkin. Dia akan memaksimalkan kinerja BUMN bidang pertanian seperti PT Pertani, PT Sang Hyang Sri, Bulog dan PT Pupuk Indonesia. Kata dia, mekanisme distribusi benih dan pupuk bersubsidi terganggu karena memakai sistem tender.
"Kalau lelang tender telat, jadwal distribusi tak bisa sesuai dengan musim tanam yang tak bisa ditunda. Makanya distribusi perlu mekanisme korporasi agar tepat waktu," ujar dia.
Dahlan juga menjanjikan akan melaporkan keluhan-keluhan petani tadi ke Kementrian Pertanian agar segera mendapat penanganan. Soal pinjaman modal, dia berjanji segera membicarakannya degan BRI yang terhitung bawahannya. "Tapi jangan suka mengeluh. Cerita petani yang bisa mandiri harus kita tiru," ujar dia.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM
Berita Terpopuler
Pemasok Mobil Jerman ZF Fokus di Indonesia
Pemerintah Minta Imbal Balik Insentif Mobil Hibrid
Rakuten Siapkan Belanja Online Antar-Negara
Produksi Padi Digenjot Mulai September
BUMN Tetap Buka Lahan Pertanian di Kalimantan