TEMPO.CO, Pamekasan - Kepala Humas PT Garam (Persero), Farid Zahid, mengatakan perusahaannya siap jika ditunjuk oleh pemerintah untuk menjadi sebuah lembaga semacam Perusahaan Umum Bulog, yang bertugas menampung garam rakyat, terutama demi menstabilkan harga.
“Kami merupakan BUMN. Apa pun tugas yang diberikan pemerintah siap kami laksanakan,” katanya, Rabu, 17 Oktober 2012.
Wacana agar pemerintah membentuk lembaga khusus Bulog garam dimunculkan sejumlah asosiasi petani garam rakyat, menyusul anjloknya harga garam di 2012 ini. “Jika ada lembaga semacam Bulog yang khusus mengurus garam, harga garam akan stabil. Petani hanya menjual kepada Bulog,” ujar Ketua Petani Garam Rakyat Pamekasan, Faisol Baidowi.
Menurut Farid, selama ini PT Garam sebenarnya sudah menjalankan fungsi seperti yang dilakukan Bulog, yaitu turut membeli garam rakyat, meski perusahaan memiliki lahan garam dan karyawan sendiri. Namun, kuota pembeliannya disesuaikan dengan kebutuhan dan harganya pun mengikuti mekanisme pasar. “Karena kami adalah perseroan, ya, mengambil untung walau sedikit,” katanya.
Ihwal tuntutan agar seluruh pengelolaan lahan garam diberikan ke rakyat jika PT Garam ditunjuk menjadi Bulog, menurut Farid, hal itu tidak menjadi masalah bagi PT Garam. Namun, keberadaan Bulog garam harus diimbangi dengan peningkatan kualitas garam yang diproduksi rakyat jika ingin harga garam bagus. “Tidak ada pengusaha yang mau membeli garam kotor bercampur tanah, karena itu harus ada tambahan biaya cuci garam,” ujar dia.
Pada musim panen garam tahun ini, PT Garam menargetkan membeli garam rakyat sebanyak 150 ribu ton. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pembelian tahun 2011 lalu sebanyak 110 ribu ton. “Garam rakyat kami beli dengan harga Rp 560 per kilogram,” kata Farid.
MUSTHOFA BISRI
Berita Terkait:
Menteri Kelautan Minta Importir Serap Garam
Petani Yakin Produksi Garam Konsumsi Capai Target
Pemerintah Akui Belum Bisa Produksi Garam Industri
Petani Garam Madura Ancam Tutup Akses Suramadu
Kadin Minta Garam Petani Diserap Sesuai Aturan