TEMPO.CO, Makassar -- Setahun terakhir, kasus narkotika yang ditangani kepolisian maupun badan narkotika semakin tinggi. Terindikasi Sulsel, terkhusus Makassar menjadi target peredaran barang haram. Letak geografis Makassar dinilai strategis dan merupakan pintu masuk ke Kawasan Indonesia Timur.
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulsel, prevalensi data pengguna narkotika di Sulsel mencapai 1,9 persen dari jumlah penduduk. Sedang, data kepolisian menunjukkan grafik peningkatan penindakan sebanyak 20 persen terhadap pelaku tindak pidana narkotika. Pada 2010, ada 750 tersangka dan meningkat menjadi 918 tersangka pada tahun 2011.
Setahun terakhir, sedikitnya ada tiga kasus narkotika dengan jumlah barang bukti yang tergolong besar. Di antaranya :
2 Juli 2011 - Disita narkotika jenis sabu seberat 6 kilogram di Bandara Sultan Hasanuddin. Sabu diduga milik penumpang maskapai Air Asia dari Malaysia. Sayang, pelaku hingga kini tidak ditemukan.
30 September 2012 - Disita narkotika jenis sabu seberat Rp 1,3 kilogram dan uang tunai Rp 117,8 juta. Narkotika disita dari tiga tersangka yang merupakan jaringan oknum perwira kepolisian yang lebih dulu ditangkap.
12 Oktober 2012 - Disita ganja sedikitnya 2,3 kilogram di salah satu Gedung Fakultas Seni dan Desain UNM, Kampus Parangtambung. Belum ditetapkan tersangka. Hingga kini, petugas masih menyelidiki pemilik narkotika.
19 Oktober 2012 - Disita sabu 1 kilogram dan 1000 pil ekstasi dari seorang penumpang maskapai Air Asia asal Malaysia. Pelaku langsung dibawa ke Jakarta untuk diproses BNN Pusat.
TRI YARI KURNIAWAN
Berita Lainnya:
Publik Tak Lagi Percaya Lembaga Islam?
Jokowi, Anies dan Abraham Samad, Bursa Capres 2014
Wiyogo Atmodarminto, Gubernur yang ''Doyan'' Sidak
Pengalaman Mistis Fedi Nuril di Gunung Semeru
Model Joanna Krupa Kencan dengan Baju Transparan
Buka Showroom Mobil, Keluarga Jusuf Kalla Didemo