TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan, M Yusuf, mengatakan transaksi keuangan mencurigakan pada proyek Gedung Olahraga di Bukit Hambalang, Bogor mencapai miliaran rupiah. Namun, jejak transaksi keuangan itu "gelap" karena menggunakan cara manual.
"Penarikan uang dilakukan secara tunai, bukan transaksi via rekening bank," ujar Yusuf seusai meneken nota kesepahaman pencegahan pencucian uang di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Selasa, 23 Oktober 2012.
Proyek Hambalang dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) sejak 2010. Proyek itu menggunakan dana anggaran pendapatan belanja negara (APBN) senilai Rp 1,52 triliun. Dalam proyek ini, Adhi Karya memegang saham 70 persen, dan sisanya dipegang PT Wijaya Karya.
Proyek ini mengemuka saat Muhammad Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, menuduh Ketua Demokrat Anas Urbaningrum mengambil dana dari proyek tersebut senilai Rp 50 miliar pada Januari 2010. Duit itu dipakai untuk merebut kursi ketua umum dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung, Mei tahun lalu. Anas membantah tudingan tersebut.
Kasus ini telah menyeret Deddy Kusdinar sebagai tersangka pertama. Deddy, yang kala itu menjadi Pejabat Pembuat Komitmen, diduga telah menyalahgunakan kewenangan dengan menggelembungkan anggaran, sehingga menimbulkan kerugian negara dalam proyek berbiaya Rp 1,077 triliun tersebut.
Yusuf mengatakan modus penarikan dana Hambalang itu dilakukan melalui rekening perusahaan serta orang-orang yang diduga ikut dalam kegiatan proyek tersebut. Penarikan duit terjadi secara berulang dari awal proyek berjalan, tetapi tidak diketahui tujuannya untuk apa saja.
"Laporan ini kami sudah serahkan ke KPK untuk ditelusuri," ujarnya. Ia menolak menyebutkan identitas orang maupun perusahaan yang mencairkan dana Hambalang. Meskipun data pusat pelaporan telah diserahkan ke KPK, kata Yusuf, lembaganya masih akan menganalisis aliran-aliran dana proyek Hambalang.
TRI SUHARMAN
Berita terpopuler lainnya:
Anak Indonesia Bikin Kagum Alex Ferguson
Jokowi: Obligasi Apa Sih? Wong Duit Banyak
Retribusi Rusunawa Naik setelah Dikunjungi Jokowi
Ruki Diminta Buka Mulut Soal Intervensi Hambalang
Dilamar Bakrie, Ini Jawaban Pramono Edhie
Jokowi Pergoki Lurah dan Camat yang "Nakal"
Basuki ''Ahok'' Ingin Pasar Rumput Bagaikan Apartemen
Mereka Diduga Berperan di Hambalang