TEMPO.CO, Jakarta - Berkembangnya teknologi telekomunikasi membuat jasa pengiriman melalui pos sepi peminat. Itulah yang membuat PT Pos Indonesia (Persero) terpaksa beradaptasi dengan mengembangkan bisnisnya ke bidang lain. "Kami tengah bermetamorfosis dari postel company ke network company," kata Direktur Utama PT Pos Indonesia I Ketut Mardjana, Jumat, 2 November 2012.
Dengan pengembangan usaha yang telah dilakukannya, hingga Agustus 2012, PT Pos mendapatkan pendapatan sebesar Rp 2,13 triliun dan laba sebelum pajak sebesar Rp 211,04 miliar. Ketut menyebutkan, 40 persen dari perolehan laba itu berasal dari "usaha sampingan", yakni jasa keuangan.
Untuk menjadi network company, PT Pos Indonesia memiliki modal yang cukup besar. Mereka memiliki 24 ribu titik pelayanan pos yang tersebar di seluruh kota/kabupaten, hampir setiap kecamatan dan 940 lokasi transmigrasi terpencil di seluruh Indonesia. "Jaringan tersebut juga terkoneksi secara online," Ketut mengatakan.
Jaringan itu kemudian dimanfaatkan untuk pengembangan usaha untuk pelayanan jasa keuangan. Melalui kantor-kantor pos, masyarakat kini dapat melakukan pembayaran rekening listrik, telepon, air, cicilan kendaraan bermotor, tagihan kartu kredit, termasuk pembelian tiket kereta, pesawat Garuda Indonesia, dan yang terbaru, kapal Pelni. "Sekarang kami juga sedang menjajaki kerja sama dengan Air Asia."
Selain mengembangkan usaha jasa keuangan, kata Ketut, PT Pos juga tengah menjajaki usaha perhotelan. Dengan investasi sebesar Rp 110 miliar, mereka berencana membuka dua hotel di Bandung. "Sekarang kami sedang mengurus perizinan dari pemerintah setempat," katanya.
Menurut dia, selain melebarkan sayap ke berbagai bidang usaha lain, jasa pengiriman juga telah dimodernisasi. Saat ini, setiap barang yang dikirim oleh masyarakat melalui PT Pos bisa dilacak keberadaannya secara online. Ketepatan waktu untuk pengiriman barang juga dijaga. Ketut menyebutkan, pengiriman paket ekspres dikirim selama sehari, paket kilat dikirim selama empat hari, sementara paket biasa dikirim selama maksimal 14 hari.
Ketut mengungkapkan, peningkatan pendapatan PT Pos mulai terlihat sejak 2011. Saat itu, pendapatan naik 14,7 persen dari Rp 2,68 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp 3,07 triliun pada 2011. Demikian dengan laba bersih setelah pajak, yang pada tahun 2011 mencapai Rp 127 miliar, naik dari Rp 78 miliar pada 2010. Padahal, pada periode 2004-2008, perusahaan pelat merah ini terus merugi.
PINGIT ARIA
Berita bisnis lainnya:
Dahlan: Ada yang Ingin Saya Dicopot dari Kabinet
BPK: Menteri Lakukan Pembiaran di Proyek Hambalang
Dituding Tak Efisien, Dahlan Iskan Membela Diri
Rp 200 Triliun Untuk Swasembada Beras
Kereta Bandara Ditenderkan Akhir 2013
Badai Sandy Tak Banyak Berdampak ke Wall Street
108 Daerah Aliran Sungai Dalam Kondisi Kritis