TEMPO.CO, Aleppo - Badannya tambun. Mirip almarhum presenter Ade Namnung. Meski berat badannya lebih dari 100 kilogram, Moaatze Soltan, 20 tahun, dipercaya menjadi penembak jitu di Khatiba (grup perang) Badai Utara yang sekarang bertempur di Distrik Salaheddin, Aleppo.
Ke mana-mana, ia selalu menyandang senapan jarak jauh buatan FN Herstal, Belgia. Monokuler merek NIkula melekat di senapan yang diperolehnya dari komandan Badai Utara. Saat beroperasi, bekas mahasiswa jurusan teknik Universitas Aleppo ini selalu bergerak sendirian. Ia mencari tempat tinggi, lalu mencari sasaran. Bisa lima jam ia menanti.
Saat menunggu, ia hanya diam. Meski perokok berat, ia tak mengisapnya saat menanti target. “Bisa-bisa, posisi saya ketahuan,” katanya. (Maaf jika agak sadis) Dalam tiga bulan terakhir, ia menewaskan lima tentara Bashar dengan senjatanya. Ada yang ditembaknya di kepala, dada, dan leher. “Saya tahu jumlahnya karena selalu melihat mereka setelah saya menembak. Terakhir dua hari lalu,” kata Moaatze kepada Tempo, Rabu pekan lalu.
Teman-temannya mengakui Moaatze sebagai penembak andal. “Kalau dia ada di dekat saya, saya merasa aman,” kata Ahmad Qadat, teman satu khatiba Moaatze.
Meski memendam dendam kepada Presiden Bashar al-Assad—ia pernah dipenjara karena ikut berunjuk rasa menentang pemerintah, Moaatze mengaku tak pernah senang melihat lawannya terbunuh. “Tapi kalau saya tidak menembak, saya yang ditembak,” katanya.
PRAMONO
Berita terpopuler lainnya:
Komandan Pemberontak Suriah Ini Enggak Tegaan
Israel Tak Ingin Jadi Bagian Perang Suriah
Petraeus Sempat Kaget dengan Email Paula
Korea Bangun Arena Judi Rp 2.800 Triliun!
Pengakuan Kelley Bongkar Skandal Petraeus