TEMPO.CO, Jakarta - Tiga petugas office boy berkemeja cokelat dengan rompi dan celana hitam sibuk mengelupas stiker dari pintu kaca di lantai 35 Wisma Mulia di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Stiker logo Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) langsung dibersihkan setelah Mahkamah Konstitusi memutuskan melikuidasi badan hukum milik negara (BHMN) ini pada Selasa, 13 November 2012 kemarin.
"Tadi langsung ada perintah untuk dicopot," kata salah satu petugas yang enggan disebut namanya sambil membersihkan stiker, Rabu 14 November 2012.
Rabu sore tadi, sejak pukul 15.00 kantor BP Migas yang sebenarnya telah dikontrak sampai 2015 mulai sepi dari karyawan. Petugas kebersihan mulai mencopot kertas-kertas selebaran BP Migas dan Bendera BP Migas di ruangan.
Mantan Kepala BP Migas R Priyono mengatakan Rabu ini adalah hari terakhir mereka bekerja. Pada hari terakhir ini, Priyono tak lagi memproses surat-surat. Priyono mengatakan mantan karyawan BP Migas hanya merapikan dokumen-dokumen yang sudah ada selama ini. "Setelah dinyatakan bubar, kami tidak memproses apapun.
Hanya merapikan file, sehingga kalau ada manajemen baru, tinggal gerak saja," kata Priyono di Kantor BP Migas, Rabu 14 November 2012.
Sejak Selasa, 13 November 2012 siang BP Migas juga telah menonaktifkan situs mereka. BP Migas dibubarkan setelah MK mengabulkan judicial review yang disampaikan sejumlah Ormas Islam seperti PP Muhammadiyah, Hizbut Tahrir Indonesia dan sejumlah tokoh seperti Komarrudin Hidayat, Hasyim Muzadi dan Laode Ida.
BERNADETTE CHRISTINA
Berita Lainnya:
BP Migas Dibubarkan, Pemohon Hormati Putusan MK
Kepala BPMigas Sedih Banyak Digugat Ormas Islam
BP Migas Dinilai Rugikan Negara
BP Migas Diminta Laksanakan Putusan MK
Perpres Pengalihan Kewenangan BP Migas Disiapkan