Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Aksi Sopir Angkutan Tak Libatkan Organda DKI  

Editor

Suseno TNR

image-gnews
Pengemudi angkot berunjuk rasa di depan Balaikota DKI Jakarta, (20/11). Mereka menolak Perda No. 3 tahun 2012 tentang Retribusi Daerah dan Raperda tentang transportasi. TEMPO/Tony Hartawan
Pengemudi angkot berunjuk rasa di depan Balaikota DKI Jakarta, (20/11). Mereka menolak Perda No. 3 tahun 2012 tentang Retribusi Daerah dan Raperda tentang transportasi. TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Gabungan Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta menegaskan, aksi unjuk rasa yang digelar sopir angkutan di Jakarta tidak melibatkan organisasi pengusaha angkutan. Ketua Organda DKI, Sudirman, mengatakan aksi kali ini digerakkan oleh Forum Dewan Pimpinan Unit yang memang tidak secara resmi meminta persetujuan dari Organda DKI. "Namun, semangat mereka sama dengan kami," kata Sudirman kepada Tempo, Selasa, 20 November 2012.

Sopir angkutan menuntut Gubernur Joko Widodo mencabut Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2012 tentang Retribusi Daerah. Tuntutan itu sama seperti agenda yang yang diusung oleh Organda DKI. Sebab, aturan itu memberatkan anggota, terutama kenaikan retribusi terhadap angkutan umum yang memasuki terminal. "Tadinya bayar Rp 100 menjadi Rp 1.000 sekali masuk untuk bus kecil dan bus sedang," katanya. "Ini sangat memberatkan."

Sudirman mengatakan, peraturan restribusi itu ditetapkan tanpa melibatkan Organda. Padahal, ada poin-poin tertentu dalam peraturan itu yang dinilai tidak adil untuk Koperasi Wahana Kalpika (KWK).

Lalu, rancangan peraturan daerah yang tengah digodok menggantikan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, juga dinilai tidak masuk akal. Karena, di salah satu poinnya disebutkan akan menggantikan bus kecil atau mikrolet dengan bus sedang.

Organda telah menyampaikan keberatan ini kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta pekan lalu. Dia mengatakan, rancangan itu tidak mungkin diterima. "Pasalnya, mereka akan menggantikan empat unit bus kecil menjadi satu bus sedang. Alasannya, untuk mengurai kemacetan," katanya.

Ada tiga alasan mengapa Organda DKI menolak rancangan yang memberatkan angkutan umum itu. Dia memaparkan, KWK sebenarnya dimiliki perorangan, sehingga sulit untuk menerapkan hal seperti itu. Alasan lainnya, mikrolet bisa menjangkau warga di permukiman yang sebenarnya tidak dapat dilakukan oleh bus sedang. Yang terpenting, aturan itu jika disahkan jelas akan mematikan usaha kecil, seperti mikrolet.

"Jadi, kami menolak rancangan peraturan daerah itu. Ini sangat memberatkan kami," ujar dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu, Ketua Sarana dan Prasarana Organda, Rudy T.H Mihardja, mempertanyakan soal pemberian retribusi kepada angkutan umum itu. "Masak yang melaksanakan pelayanan publik dikenakan retribusi?" katanya.

Dia menjelaskan, KWK muncul karena kerja sama antara pemerintah daerah dan swasta atau public private partnership (PPP). Pemerintah daerah dinilai tidak mampu untuk melaksanakan pelayanan publik sehingga menggandeng swasta. Dalam kenyataannya, kata Rudy, angkutan umum di bawah wadah KWK ini mencari nafkah sendiri. "Sekarang pemerintah daerah malah mau ambil untung. Ini aneh," ujar dia.

Meski besaran retribusi tidak seberapa, menurut dia, mesti jelas apakah retribusi ini benar atau tidak untuk diterapkan. Dia pun menganggap aksi yang dilakukan pada Selasa ini wajar, karena pemerintah daerah selama ini dinilai tidak adil.

SUTJI DECILYA

Terpopuler:
Komite Daging Sapi Minta Bantuan Jokowi

Demo Organda, Jokowi Didesak Cabut Raperda

Lama Menghilang, Pria Ini Tinggal Kerangka

Banjir Kampung Pulo, Sebagian Besar Warga Bertahan

Pedagang Mogok, Peternakan Sapi Merugi

Injak Kulit Pisang, Anak 5 Tahun Tewas di Ciliwung

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

11 jam lalu

Para pengunjuk rasa duduk di perkemahan saat mereka memprotes solidaritas dengan penyelenggara Pro-Palestina di kampus Universitas Columbia, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 19 April 2024. REUTERS/Caitlin Ochs
Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza


Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

16 jam lalu

Mahasiswa pro-Palestina mengambil bagian dalam protes mendukung Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di Universitas Columbia di New York City, AS, 12 Oktober 2023. REUTERS/Jeenah Moon
Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina


Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

1 hari lalu

Seorang pria memegang spanduk saat dia melakukan protes di luar Universitas New York, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 23 April 2024. REUTERS/Eduardo Munoz
Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.


Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

7 hari lalu

Logo Google. REUTERS
Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.


Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

7 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko memberi keterangan di depan Patung Kuda, Jakarta Pusat, soal kedatangannya jelang aksi demonstrasi pada hari ini, Jumat, 19 April 2024, terkait gugatan Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi.  TEMPO/Advist Khoirunikmah.
Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024


Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

7 hari lalu

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024, Jumat, 19 April 2024. Foto: Dok. Polisi
Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.


Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

7 hari lalu

Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat arah Harmoni dan Balai Kota mulai ditutup, pada Jumat pagi, 19 April 2024, imbas dilakukan jelang aksi demonstasi di Mahkamah Konstitusi perihal putusan sengketa Pilpres 2024. TEMPO/ Advist Khoirunikmah.
Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).


Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

8 hari lalu

Gedung Mahkamah Konstitusi. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK


Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

36 hari lalu

Suasana di sekitar Gedung Komisi Pemilihan Umum atau KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024, Kamis, 21 Maret 2024. Pembatas di Jalan Imam Bonjol yang mengarah ke Gedung KPU sudah dibuka pukul 14.25 WIB. TEMPO/Defara
Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

Begini suasana di kawasan Gedung KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024.


Profil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024

36 hari lalu

Wakil presiden Indonesia periode 2004-2009 dan 2014-2019, Jusuf Kalla (kiri) didampingi tokoh muslim Indonesia, Din Syamsuddin saat memberikan keterangan dalam acara konferensi pers Tokoh Bangsa di Jakarta, Kamis, 2 Februari 2024. Dalam konferensi pers tersebut tokoh bangsa yang terdiri dari Wakil Presiden Indonesia periode 2004-2009 dan 2014-2019, Jusuf Kalla, tokoh muslim Indonesia Din Syamsuddin, pendeta Kristen Sherphard Supit dan para akademisi menyinggung soal politisasi bansos, serta menyuarakan gerakan pemilu jujur dan adil. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Profil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024

Din Syamsuddin menjadi salah satu tokoh penggerak aksi unjuk rasa menolak pemilu curang