TEMPO.CO, Jakarta - Kemacetan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari rutinitas masyarakat Jakarta. Berbagai cara dilakukan, mulai dari pemberlakuan three in one hingga pembatasan operasi kendaraan ganjil-genap, yang diwacanakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
Direktur Eksekutif Masyarakat Transportasi Indonesia Pandit Pranggana mempertanyakan rencana ini. Alasannya, "Hanya membuat sebuah kendaraan tidak jalan. Belum menyentuh akar masalah," kata Pandit ketika dihubungi Tempo pada Kamis, 6 Desember 2012. (Baca: Ide Jokowi Atasi Kemacetan Dinilai Tak Efektif)
Lantas, seperti apa wajah kemacetan di Jakarta sekarang ini? Melalui riset yang dilakukan pada 2011, MTI mencatat seseorang membutuhkan waktu 95 menit dari Pasar Minggu ke Manggarai. Pada 2000, untuk jarak yang sama hanya membutuhkan waktu 36 menit.
Bahkan, masih berdasarkan penelitian tersebut pada 2010, jumlah pengguna sepeda motor naik menjadi 48,7 persen dari sebelumnya pada 2002 sebanyak 21,2 persen. Pengguna mobil naik dari 11,6 persen menjadi 13,5 persen. (Baca juga: Ini Kelemahan Ide Jokowi Soal Pembatasan Mobil)
Pengguna angkutan umum pada 2002 sebanyak 38,3 persen malah turun menjadi 12,9 persen, sementara pengguna sepeda serta pejalan kaki turun dari 23,7 persen menjadi 22,6 persen. Penghitungan tersebut menggunakan asumsi jumlah penduduk Jakarta pada 2010 sebesar 9,5 juta orang. (Baca: Maret Depan, Tak Semua Mobil Bisa Lintasi Jakarta)
"Sehingga solusinya adalah bagaimana mengembalikan orang menggunakan angkutan umum," kata Pandit.
SYAILENDRA
Berita Lainnya:
Ide Jokowi Atasi Kemacetan Dinilai Tak Efektif
Harga Tiket MRT Bisa Rp 19 Ribu? Ini Syaratnya
Jokowi Akan Undi Calon Penghuni Rusunawa Marunda
8 Syarat Menjadi Penghuni Rusunawa Marunda
Maret Depan, Tak Semua Mobil Bisa Lintasi Jakarta
Pelajar Situbondo Bentuk Kelompok Arisan Seks