Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Golden Traders, BI: Hati-hati Investasi Emas  

image-gnews
Gerai emas Golden Traders Indonesia Syariah di Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Gerai emas Golden Traders Indonesia Syariah di Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Belajar dari kasus PT Golden Traders Indonesia (GTI) Syariah, Bank Indonesia menyarankan masyarakat bersikap hati-hati atas tawaran investasi menggiurkan. (Baca: Modus Emas Bodong Golden Traders Selalu Berulang)

Deputi Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta, Causa Iman Karana, mengatakan, masyarakat perlu mewaspadai tawaran investasi perusahaan yang menjanjikan imbalan yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata investasi lainnya. Masyarakat perlu memastikan jenis perusahaan dan keberadaan uang yang diinvestasikan. “Jangan mudah terpancing dengan imbalan yang ditawarkan. Masyarakat harus waspada,” kata dia saat dihubungi Tempo, Sabtu, 2 Maret 2013.

Menurut dia, tawaran bonus sebesar 1,5 sampai 2 persen per bulan dari pembelian emas batangan 100 gram patut dipertanyakan. Bila dihitung, margin atau keuntungan nasabah dalam satu tahun bisa mencapai 24 persen per tahun. Padahal, dalam kondisi normal, suku bunga atas deposito di perbankan sebesar 5-6 persen. “Kalau dibandingkan dengan suku bunga perbankan, angkanya jauh sekali,” katanya.

BI, kata dia, tidak berwenang menangani lembaga keuangan nonbank, seperti PT Golden Traders Indonesia Syariah. Hanya, BI akan memeriksa kemungkinan perusahaan itu menjalin kerja sama dengan perbankan syariah. “Saya harus cek satu per satu bank terlebih dahulu,” katanya.

Sebelumnya, Golden Traders Indonesia Syariah menjual emas batangan produk PT Aneka Tambang (Antam) dengan harga 20 persen lebih mahal ketimbang harga emas di pasaran. Harga lebih mahal karena ada kompensasi yang diberikan kepada nasabah setiap bulan. Nasabah hanya perlu membeli emas batangan per 100 gram dengan harga Rp 71.800.000. Setiap bulan, nasabah mendapatkan bonus sebesar 1,5-2 persen dari harga pembelian emas. Pemberian bonus dilakukan selama 3-6 bulan, bergantung pada kontrak yang dipilih nasabah. Setelah kontrak habis, nasabah bisa memperpanjang kembali. Uang pembayaran bonus langsung dikirim dari GTI Syariah Jakarta ke rekening setiap nasabah GTI Syariah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Konsultan PT Golden Traders Indonesia Syariah Yogyakarta, BRAy Nuraida Joyokusumo, mengatakan, besaran bonus yang ditawarkan perusahaan itu normal. Sama seperti toko emas yang lainnya. Hanya, harga emas yang dijual 20 persen lebih mahal ketimbang harga emas yang dijual di pasaran. “Bisnis ini menguntungkan. Nasabah juga tidak perlu khawatir karena emas berada di tangan mereka,” katanya. (Baca: Emas Bodong Golden Traders, Orang Indonesia Kaya)

Belakangan ini, salah seorang pemilik saham PT Golden Traders Indonesia Syariah dari Malaysia, Michael Ong, dikabarkan membawa kabur uang nasabah sebesar Rp 10 triliun dan emas. Michael Ong menjadi presiden direktur di perusahaan itu. BRAy Nuraida Joyokusumo berkali-kali membantah kabar uang nasabah dibawa kabur Michael Ong. Selengkapnya soal Golden Traders klik di sini.

SHINTA MAHARANI

Berita Lainnya:
Marzuki Alie Pernah Testimoni Soal Golden Traders

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kiri) bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kanan), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar (kiri), Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa (kanan) memberikan keterangan pers terkait hasil rapat berkala KSSK tahun 2022 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, 1 Agustus 2022. Namun KSSK juga mewaspadai sejumlah risiko dari perekonomian global yang dapat berdampak pada sistem keuangan dan ekonomi di dalam negeri. Tempo/Tony Hartawan'
Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.


Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan saat konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa, 31 Januari 2023. International Monetary Fund (IMF) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global di 2023 yang semula 2,7 persen menjadi 2,9 persen. TEMPO/Tony Hartawan
Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.


Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Pengunjung melihat layar pergerakan Index Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa 16 April 2024. IHSG ambruk di tengah banyaknya sentimen negatif dari global saat Indonesia sedang libur Panjang dalam rangka Hari Raya Lebaran 2024 atau Idul Fitri 1445 H, mulai dari memanasnya situasi di Timur Tengah, hingga inflasi Amerika Serikat (AS) yang kembali memanas. TEMPO/Tony Hartawan
Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.


Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Seorang pengrajin membuat tenun dalam rangkaian acara Festival Rimpu Mantika di Bima, Nusa Tenggara Barat, Sabtu, 27 April 2024 (TEMPO/Akhyar M. Nur)
Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.


Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.


BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI dan Alipay. foto/bri.co.id dan global.alipay.com
BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.


Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersiap memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur tambahan di kantor pusat BI, Jakarta, 30 Mei 2018. Bank Indonesia memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7-days repo rate 25 basis poin menjadi 4,75 persen untuk mengantisipasi risiko eksternal terutama kenaikan suku bunga acuan kedua The Fed pada 13 Juni mendatang. TEMPO/Tony Hartawan
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.


Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Ilustrasi Kredit Perbankan. shutterstock.com
Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.


BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

5 hari lalu

Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Panca Syurkani
BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).


BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

6 hari lalu

Pemandangan gedung bertingkat di antara kawasan Sudirman Thamrin, Jakarta, Selasa, 21 November 2023. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga 2023 tercatat 4,94 persen year on year (yoy). Angka tersebut turun dari kuartal sebelumnya mencapai 5,17 persen yoy, atau lebih rendah dari yang diperkirakan. TEMPO/Tony Hartawan
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.